Showing posts with label Imam Al Ghazali. Show all posts
Showing posts with label Imam Al Ghazali. Show all posts

13 June 2016

Enam Rahasia Puasa Menurut Imam al Ghazali

Tebuireng, Ramadhan kita jalani selama berhari-hari sebulan penuh. Kita merasakan lapar dan haus setiap kali matahari berada ujung kepala. Apalagi bagi kita yang masih beraktivitas dan bekerja hingga waktu siang. Perut terasa sakit dan tenggorokan dahaga, ditambah lagi terik yang mengucurkan keringat.

Bukan cuma menahan diri dari makan dan minum, tetapi selama puasa kita harus menahan diri dari semua yang membatalkan. Sebagian dari hal yang membatalkan puasa ialah memasukkan benda (padat atau cair) ke dalam tubuh, baik melalui mulut, telinga, hidung, maupun lubang-lubang tubuh lain. Orang yang berpuasa juga harus menekan diri darisyahwatul farji yaitu bersetubuh, atau barangkali “onani/masturbasi”.

Secara kasat mata, puasa hanyalah ibadah badaniyah (ibadah fisik) yang mampu melatih tubuh untuk lebih mandiri dan membiasakan diri dari bersenang-senang. Perut dilatih untuk tidak makan dalam durasi yang lebih lama dari hari-hari biasa. Bagi yang sudah menikah, dilatih untuk tidak berhubungan badan dengan pasangannya di siang hari.

Namun ternyata, puasa bukanlah soal fisik semata, melainkan penempaan batin dari hawa nafsu. Semua ibadah yang disyariatkan Allah tentu penuh dengan rahasia tersembunyi. Jarang sekali yang merenungkannya dan memahami, hingga dijiwai sebagai syariat. Banyak perbuatan orang puasa yang secara syariat tidak membatalkan puasa, namun mnggugurkan pahala besarnya.

Imam Muhammad al-Ghazali, seorang sufi yang sangat memahami ilmu fiqh, memberikan gagasan tentang rahasia puasa. Sebagai seorang ahli fiqh sekaligus ahli tasawuf, Imam Ghazali tidak melulu memandang puasa sebagai ibadah badaniyah. Oleh karena itu, gagasannya tentang rahasia puasa pun menyadarkan kita akan pentingnya menunaikan ibadah puasa secara lahir batin.

Berikut ini enam rahasia puasa menurut Imam al Ghazali dalam kitab  Ihya Ulumddin:
1). Menundukkan mata dan mencegahnya dari memperluas pandangan ke semua yang dimakruhkan, dan dari apapun yang melalaikan hati untuk berdzikir kepada Allah.

2). Menjaga lisan dari igauan, dusta, mengumpat, fitnah, mencela, tengkar, dan munafik.

3). Menahan telinga dari mendengar hal-hal yang dimakruhkan. Karena semua yang haram diucapkan, haram pula didengarkan. Allah menyamakan antara mendengar dan memakan perkara haram,“sammaa’uuna lil kadzibi akkaaluuna lis suht”.

4). Mencegah bagian tubuh yang lain seperti tangan dan kaki dari tindakan-tindakan dosa, juga mencegah perut dari makan barang syubhat ketika berbuka. Mana mungkin bermakna, orang berpuasa dari makanan halal lalu berbuka dengan makanan haram. Ibaratnya seperti orang yang membangun gedung tetapi menghancurkan kota. Nabi Muhammad pernah bersabda, “Banyak sekali orang yang berpuasa namun yang ia dapat hanya lapar dan haus. Ia adalah orang yang berbuka dengan haram. ”Wa qiila, “Ia yang berpuasa lalu berbuka dengan memakan daging sesama, yaitu dengan ghibah.”

5). Tidak memperbanyak makan ketika berbuka, mengisi perut dan mulut dengan tidak sewajarnya. Maka, apalah arti puasa jika saat berbuka seseorang mengganti apa yang hilang ketika waktu siang, yaitu makan. Bahkan, justru ketika Ramadhan makanan akan lebih beragam. Apa yang tidak dimakan di bulan-bulan selain Ramadhan malah tersedia saat Ramadhan. Padahal, maksud dan tujuan puasa ialah mengosongkan perut dan menghancurkan syahwat, supaya diri menjadi kuat untuk bertakwa.

6). Supaya hati setelah berbuka bergoncang antara khouf (takut) dan roja’ (mengharap). Karena, ia tidak tahu apakah puasanya diterima dan ia menjadi orang yang dekat dengan Allah, ataukah puasanya ditolak dan ia menjadi orang yang dibenci. Dan seperti itulah adanya di seluruh ibadah ketika selesai dilaksanakan.

Rahasia-rahasia yang dipaparkan oleh Imam Ghazali ini bisa kita perhatikan baik-baik, di mana puasa bukan hanya tentang perut. Puasa adalah berpuasanya seluruh tubuh, puasanya mata, puasanya kaki, puasanya tangan, puasanya telinga, bahkan hati pun ikut berpuasa. Puasa tidak hanya dipandang secara syariat antara sah dan batal. Karena yang puasanya sah hingga tebenam matahari belum tentu diterima oleh Allah. Melainkan puasa yang menyeluruh dari raga hingga jiwa. Wallahu a’lam bis shawab.
Sumber : http://tebuireng.org/6-rahasia-puasa-menurut-imam-al-ghazali/

18 January 2014

Petuah dan Pelajaran Hidup Oleh Imam Al Ghazali Kepada Murid Muridnya


Suatu hari, Imam Al Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al-Ghazali bertanya... 

1 - Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".

Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman dan kerabatnya.

Imam Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "kematian". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu, barang siapa di jauhkn dari neraka dan di masukkan kedalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan, kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya." (Surat Ali Imran 185)

2 - Lalu Imam Ghazali meneruskan pertanyaan yang kedua. " Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?"

Murid-muridnya ada yang menjawab negara China, bulan, matahari dan bintang-bintang. Lalu

Imam Ghazali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu".  Sehebat, sesakti atau secanggih apapun tehnologi, kendaraan kita, tetap kita tidak akan bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
“Demi masa, sungguh manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (Surat Al – ‘Ashr)

3 - Lalu Imam Ghazali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?"

Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi dan matahari. Semua jawapan itu benar kata Imam Ghazali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu"

Justru nafsu yang menguasai diri , menyebabkan manusia gagal menggunakan akal , mata , telinga dan hati yang di karuniakan oleh Allah swt. untuk hidup berlandaskan kebenaran . Fenomena ini menyebabkan mereka terjerumus ke dalam Api neraka Jahanam .

"Dan sungguh akan akan kami isi neraka jahannam banyak dari golongan jin dan manusia, mereka memiliki hati tidak  (tetapi) tidak dipergunakanya untuk memahami  (ayat-ayat Allah), dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak di pergunakanya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka memiliki telinga (tetapi) tidak dipergunakanya untuk mendengarkanya (ayat-ayat Allahj); mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi; mereka itulah orang-orang yang lalai." ( Surah Al A'araaf 179 )

Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka .

4 - Pertanyaan keempat adalah, " Apa yang paling berat di dunia ini?" 

Ada yang menjawab baja, besi dan gajah. Semua jawaban hampir benar, kata Imam Ghazali, tapi yang paling berat adalah "memegang amanah"

"Sesungguhnya Kami telah menawarkan “amanah” kepada langit, bumi serta gunung-ganung tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan mereka khawatir tidak dapat melaksanakanya, lalu di pikulah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat dhalim dan sangat bodoh." (Surat Al Ahzaab 72 )

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka kerana ia tidak bisa memegang amanahnya.

5 - Pertanyaan yang kelima adalah, " Apa yang paling ringan di dunia ini?".

Ada yang menjawab kapas, angin, debu dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghazali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah “meninggalkan solat”. Gara-gara pekerjaan, kita tinggalkan solat, rapat, seminar, main game, atau keasikan ngobrol kita tinggalkan solat.
Hadist Nabi menyatakan :
“Shalat itu adalah tiangnya agama, barang siapa yang mendirikan shalat berarti dia telah menegakkan agama, dan barang siapa yang meniggalkanya berarti dia telah merobohkan agama”.
6 - Lantas pertanyaan ke enam adalah, " Apakah yang paling tajam di dunia ini?".

Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Kerana melalui lidah, manusia dengan begitu mudah menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

“Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku. “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”(QS. 17: 53).

“Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga istiqamah hatinya. Dan tidak akan istiqamah hati seseorang sehingga istiqamah lisannya” (HR Ahmad).

Ketika Rasulullah ditanya tentang perbuatan yang menyebabkan masuk surga, Rasul menjawab : “Bertaqwa kepada Allah dan akhlaq mulia”. Dan ketika ditanya tentang penyebab masuk neraka, Rasul menjawab : “dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan” (HR. At Tirmidziy)

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang bisa menjaga mulutnya, Allah akan tutupi keburukannya” (HR. Abu Nuaim).

Semoga Bermanfaat