Showing posts with label amalan. Show all posts
Showing posts with label amalan. Show all posts

03 January 2018

Kisah Pendoa Yang Kejam

Judul diatas adalah sambungan dari artikel sebelumnya “Keajaiban dari sebuah doa”. Meskipun judulnya menegenai sebuah doa tapi disini admin tidak membahas bagaimana doa itu bisa kabul dengan cepat, soalnya masalah ha-hal seperti doa-doa mustajab, waktu-waktu dan tempat-tempat mustajab dan lain-laninya itu sudah menjadi rahasia umum sudah banyak orang yang tahu.

Tidak sedikit orang-orang yang frustasi dalam berdoa karena seakan-akan dia telah berdoa, dzikir lain-lainya (dengan benar) selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bahkan juga sampai bertahun-tahun tetapi hasil dari doa, dzikir, tirakatnya belum ada hasilnya tetapi malah malah kondisinya semakin hari tambah memprihatinkan.

Jikalau engkau berdoa kepada Allah berarti engkau telah menuduh Allah telah berbuat kejam dan lalai kepada Anda, ahirnya doa yang engkau panjatkan kepada Allah membuat dirimu menjadi orang hina. Akan tetapi alangkah sombongnya engkau sebagai manusia seakan-akan engakau sudah tidak butuh Allah didalam hidupmu, dan engkau seakan-akan telah mengangkat dirimu sendiri menjadi Tuhan oleh sebab karena kamu enggan untuk berdoa.
Allah selamanya tetap Allah, dan hamba selamnya akan tetap menjadi hamba maka cerdaslah dalam berdoa. Agar kita tidak menjadi orang hina karena berdoa dan juga menjadi ahli neraka karena enggan berdoa.

Berdzikirlah, riyadohlah, berdoalah kepada Allah dengan sebaik-baikinya, sebaik-baiknya doa (pengharapan) dengan doa yang telah ada dalam al-Quran, sunnah, amalan-amalan para auliya, amalan-amalan para sholihin, berdoalah dengan doa yang bahasa kamu bisa.

Memohonlah kepada Allah seakan-akan doamu pasti di kabulkan, bukan kamu berdoa hanya karena kamu ingin memenuhi hawa nafsumu. Tetapi kamu berdoa karena cinta memenuhi perintah Allah dan Rasulullah, karena kamu sesungguhnya adalah hamba, karena kamu adalah seorang yang faqir, yang hina, yang lemah sehingga kamu senantiasa butuh kepada Allah.

Berdoalah kepada Allah dalam keadaan susah dan senang, dalam keadaan sempit dan lapang. Jika kamu miskin kamu berdoa ingin jadi kaya, jika sakit ingin sembuh. Doamu dalam kemiskinan atau doamu dalam keadaan sakit itu bisa berwujud rasa syukur kepada Allah, karena bisa saja miskinmu sakitmu, penderitaanmu, masalahmu yang terjadi padamu karena cintanya Allah kepadamu sehingga Allah menegurmu, akan mengangkat derajatmu, agar kamu lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah.

Teruslah berdoa, karena ketentuan Allah sudah berlaku padamu, semua takdir Allah adalah sempurna, Allah tidak pernah lalai, lupa, dan tertidur di dalam mengurusi mahluk-mahlukNya, Allah senantiasa memberikan yang terbaik kepada semua mahluknya apalagi manusia meskikpun itu berupa musibah, kemiskinan, penyakit dan lain-lain. Berdolah dengan penuh prasangka yang baik, berdoalah dengan cerdas.

Ingatlah bahwasanya doamu disuatu waktu merupakn bagian dari takdir itu, tetaplah terus berdoa, berdoa dengan sebanyak-banyaknya, dengan telah berdoa yang banyak berarti kamu telah melewati banyak takdir.

Berdoalah dengan penuh rasa cinta bukan berdoa dengan penuh hawa nafsu. Didalam berdoa menunjukkan posisimu dengan Tuhanmu, maka mulialah orang-orang yang senantiasa berdoa dalam kehidupanya.
Wal afwuminkum, wallahu alam bishawab

Keajaiban Dari Sebuah Doa

Apakah teman-teman suka berdoa?, apakah doa teman-teman sudah terkabulkan?, katanya kata dari mutiara kata sang bijak bahwasanya “ Allah yang maha agung memberikan kepadamu apa-apa yang terbaik menurutNya bukan menurutmu”. Padahal kebanyakan dari kebanyakan sang pendoa mereka berharap doanya terkabul persis dengan yang dia panjatkan dalam doanya dan sepertu itu juga saya, mungkin juga sebagian Anda.

Membahas mengenai doa mungkin pembahasanya bisa panjang, tetapi jika terlalu panjang kasian ibu-ibu kali he... he.... tetapi jika terlalu lebar juga kasian bapa-bapak juga kwak... kawak.... adah... guyonan yang uda kadaluarsa he....he...gak lucu juga gak apa-apa, darpada guyonanya lucu terus anda tersenyum-senyum sendiri... lah tambah susah... teapi “tesenyumlah sebelum senyum itu dilarang”. Tersenyumlah sebab senyumu yang ihlas adalah sedekah bagimu.

Jangan lah anda melebihi prilaku bahnya (kakeknya) setan alias iblis laknatullah alaih, lho kok bisa? Ya bisa jika “kok’nya di buang, gak pake he... he.... disini saya serius. Kenapa manusia bisa melebihi prilakunya iblis? Ya benar itu bisa, jika manusia sudah enggan berdoa kepada Allah berarti dia sudah mau melebihi prilaku iblis. Kenapa begitu ? ya gak kenapa-napa ya memang seperti itu.

Iblis yang dilaknat oleh Allah SWT dan sudah di cap pasti masuk neraka, inagatkah Anda pada kisah Nabi Adam as?, pada waktu Allah memciptakan Adam lalu Allah memerintahkan para malaikat termasuk juga Iblis untuk sujud kepada “Hasil karya cipta karsa sang pencipta” yaitu berupa mahluk yaitu manusia yang bernama “Adam” semuanya sujud kecuali Iblis. Karena kesombaonganya Iblis yang tidak mau bersujud terhadap“Hasil karya cipta karsa sang pencipta” maka Allah swt mengusir iblis.

Tahukah anda manakala Iblis di usir Allah swt, iblis yang terlaknat pun berdoa kepada Allah SWT, meskipun iblis sebagai mahluk yang terlaknat dan di cap dengan neraka tetapi iblis tahu bahwasanya Allah adalah Tuhan semesta alam, Tuhan yang di sembah semua mahluk, Tuhan tempat untuk meminta. Iblis berdoa kepada Allah agar di beri umur panjang sampai hari kiyamat, agar iblis bisa menyesatkan manusia untuk jadi temanya menemani di neraka, Allah pun mengabulkan doanya Iblis. Lalu iblis pun bersumpah Demi keaguangan dan keperkasaanMU ya Allah pastinya aku akan menyesatkan semua hamba-hambaMu.
Doa Iblis
Iblis berkata: Wahai Tuhanku ! Jika demikian berilah tempo kepadaku hingga ke hari mereka dibangkitkan, Allah menjawab : dengan permohonanmu itu, maka sungguh engkau dari golongan yang di beri tempo (Al Qur’an : Al-Hijr 36-37)

Iblis saja masih berdoa kepada Allah, dan doa iblis yang nyata-nyata sudah inkar serta di laknat oleh Allah SWT itu aja di kabulakan. Lalu anda dengan sombongnya enggan berdoa, itu berarti anda sudah melebihi iblis.
TO BE MARKENYUED

13 June 2016

Kitab Karya Tulisan Tangan Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari

JOMBANG – Perpustakaan Abdul Wahid Hasyim yang terletak di Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, menyimpan berbagai karya peninggalan KH M Hasyim Asy’ari. Sedikitnya, 20 kitab tulisan tangan kakek KH Abbdurrahman Wahid atau Gus Dur itu utuh dan terawat. Meskipun, perawatan kitab berusia puluhan dan ratusan tahun itu hanya sekali di fumigasi.

”Memang benar, sejak didirikan pada 1974, seluruh kitab-kita tulisan tangan KH M Hasyim Asy'ari yang disimpan di perpustakaan ini baru sekali difumigasi. Waktu itu sekira 1990, kita kerja sama dengan perpustakaan nasional Jakarta. Tapi cuma sekali saja, sampai sekarang tidak ada lagi,” ujar penjaga Perpustakaan Abdul Wahid Hasyim dan perawat kitab-kitab tulisan tangan KH Hasyim Asyari, Zainul Arifin kepadaOkezone, Selasa (7/6/2016).

Menurut Zainul, selama puluhan tahun, dirinya secara rutin merawat dan membersihkan kitab-kitab tulisan tangan dan peninggalan pendiri organisasi Nahdlatul Ulama tersebut. Untuk merawatnya, Zainul mengaku hanya menggunakan alat sederhana, seperti kapur barus serta merica. Sebab, pondok pesantren tidak memiliki bahan kimia yang khusus digunakan untuk merawat kitab-kitab tersebut.
”Karena ini kitab-kitab tua, maka perawatannya itu harus intensif. Kita gunakan kapur barus dan merica. Merica itu kita gerus, kemudian dimasukkan ke dalam kitab-kitab ini. Biar tidak dimakan hewan pengerat. Karena tidak ada obat yang khusus untuk perawatan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, perawatan menggunakan kapur barus dan merica ini dilakukan hanya saat kegiatan Pondok Pesantren Tebuireng libur panjang. Biasanya saat liburan semester atau libur puasa hingga Hari Raya Lebaran. Sebab, ia juga tak ingin perawatan itu mengganggu ketenangan para santri yang berkunjung ke perpustakaan.
”Kalau perawatan menggunakan merica saat liburan panjang. Soalnya, kalau kita obati terus baunya menyengat. Sehingga waktu libur semester dan libur puasa baru kita obati,” terangnya.
Zainul memaparkan, perpustakaan Abdul Wahid Hasyim ini didirikan 1974. Semula, ratusan kitab tulisan tangan dan peninggalan KH M Hasyim Asy'ari itu hanya disimpan di dalam kamar. Tidak ada satupun sanak keluarga atau santri guru Ir Soekarno ini yang berani menyentuhnya. Jangankan menyentuh, memasuki kamar penyimpanan pun masih pikir-pikir.
”Semuanya disimpan di dalam kamar Ndalem Kasepuhan. Awalnya, tidak ada yang berani mengutak-atiknya. Akhirnya setelah mendirikan perpustakaan ini, kita-kitab itu akhirnya keluar. Yang mempelopori itu KH M Yusuf Hasyim dan Gus Dur,” paparnya. (Fzy)

Sumber : http://news.okezone.com/

17 November 2014

Ajian Jalasutra Pembuka Pintu-Pintu Langit

Wahai Tuhanku, aku ini fakir di tengah-tengah kayaanku. Lalu bagaimana aku tidak fakir di tengah-tengah kemiskinanku?, aku ini bodoh di tengah-tengah pengetahuanku, lalu bagaimana aku tidak bodoh di tengah-tengah kedunguanku?

Wahai Tuhan, dari diriku berasal sesuatu yang memang sesuai dengan dengan kehinaanku, sedangkan dari diri-Mu berasal sesuatu yang memang sesuai dengan kemulian-Mu. Kalaupun toh ada kebaikan dalam diriku, itu karena anugrah-Mu dan Engkau memiliki kebajikan atasku.
Sementara jikalau tampak keburukan dalam diriku, itu karena keadilan-Mu dan Engkau memiliki hujjah atasku.

Wahai Tuhan, bagaimana Engkau akan membiarkanku sementara Engkau telah menjaminku!, bagaimana mungkin aku di dzalimi sementara Engkau menjadi penolongku!, dan bagaimana mungkin aku akan kecewa sementara Engkau selalu melindungiku.

Wahai Tuhan, inilah diriku sedang mendekatkan diri kepada-Mu dengan kefakiranku. Bagaimana aku akan mendekatkan diri lewat sesuatu yang tak mungkin sampai kepada-Mu. Bagaimana aku akan mengeluhkan keadaanku sementara Engkau Maha Mengetahui keadaanku. Akankah aku terjemahkan keluhanku ini lewat lisanku sementara itu berasal dari-Mu dan akan kembali pada-Mu.

Bagaimana mungkin aku akan menyesal sedangkan harapanku telah sampai kepada-Mu?, bagaimana keadaanku tidak menjadi baik sedangkan semuanya itu berasal dari-Mu dan hanya kembali kepada-Mu?

Wahai Tuhan, betapa Engkau sangat kasih kepadaku meskipun aku ini bodoh!, betapa Engkau sangat sayang kepadaku walaupun buruk perangaiku! Betapa dekatnya Engkau kepadaku dan betapa jauhnya aku dari-Mu!, betapa lembutnya Engkau kepadaku, lalu apa gerangan yang menghijabku dari-Mu?

Wahai Tuhan, setiap kali aku bisu karena celaku, kemurahan-Mu lah yang membuatku kembali bisa berbicara, setiap kali aku putus asa karena perangaiku, karunia-Mu lah yang membuatku kembali bisa berharap.

Wahai Tuhan, siapa yang kebaikanya adalah keburukan, bagaimana keburukanya tak berupa keburukan!, siapa yang kebenaranya sebatas pengakuan, bagaimana pengakuanya tak berupa pengakuan

Wahai Tuhan bagaimana aku akan bertekad sementara engkau yang  maha kuasa?, tetapi bagaimana aku tidak bertekad, sementara engkau yang memberi perintah

Kesibukanku pada dunia membuatku jauh dari-Mu, karena itu kumpulkan aku dengan Mu lewat pengabdian yang bisa mengantarku pada-Mu, bagaimana akan dijadikan petunjuk atas-Mu sesuatu yang keberadaanya sendiri membutuhkan-Mu?

Adakah selain-Mu yang tampak sehingga ia bisa menjadi petunjuk atas-Mu?,

Kapankah kiranya engkau tersembunyi sehingga di butuhkan petunjuk yang menerangkan keberadaan-Mu?,

Kapankah kiranya engkau jauh sehingga diperlukan sesuatu yang bisa mengantarkan pada-Mu?,

Wahai Tuhan, sungguh telah buta mata manusia yang tidak mampu melihat-Mu sebagai pengawasnya, dan sungguh rugi transaksi manusia yang tidak menjadikan cinta pada-Mu sebagai bagian darinya.


Wahai Tuhan, inilah kehinaanku tampak dihadapan-Mu, inilah keadaanku yang tak tersembunyi bagi-Mu. Kepada-Mu aku memohon agar bisa sampai, serta kepada-Mu pula aku meminta di tunjukkan jalan-Mu, tuntunlah aku menuju keharibaan-Mu lewat cahaya-Mu, dan tempatkan aku dihadapan-Mu lewat pengabdian yang tulus.

Sumber : kitab  “Miftah Al-Falah Wa Misbah Al-Arwah” oleh Ibnu Athoillah Asakandari : Maktabah al-Turats al-Islami, Mesir 2000

10 April 2014

Malaikatpun Tidak Mampu Mencatat Betapa Besar Pahalanya


Dari Abdullah bin Umar ra bahawasanya Rasulullah SAW bercerita kepada mereka bahwa salah seorang hamba Allah mengucapkan :

كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ يَارَبِّ لَكَ الْحَمْدُ             
Artinya : Wahai Tuhanku, hanya bagimulah segala puji, sebagaimana dengan kebesaran DzatMu dan keagungan kekuasaanMu

bahwasanya ada dua Malaikat, Lalu keduanya naik ke langit dan berkata : "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu mengucapkan dzikir, kami tidak mengetahui bagaimana mencatatnya. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hal Dia lebih mengetahui terhadap apa yang dikatakan oleh hambaNya :Apakah yang diucapkan hambaKu?. Keduanya menjawab : "Bahawasanya ia mengucapkan : Wahai Tuhanku, hanya bagimulah segala puji, sebagaimana dengan kebesaran DzatMu dan keagungan kekuasaanMu. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Tuliskan seperti apa yang diucapkan oleh hamba-Ku, sehingga ia menjumpai Aku, lalu Aku membalasnya dengan apa yang diucapkan itu.(Hadis ini ditakhrijkan oleh An Nasa'i)

Penjelasan Hadist 

Bahwasanya salah seorang hamba Allah yang mengucapkan :

كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ يَارَبِّ لَكَ الْحَمْدُ             

Maka sesungguhnya  malaikat tidak tahu bagaimana mencatatnya. Dua malaikat merasa berat terhadap kalimat ini, sehingga keduanya tidak mengetahui kadar pahala yang dicatatnya karana kalimat itu pahalanya besar, hanya diketahu oleh Allah Ta'ala, dan Allah tidak menunjukkan kadar pahalanya kepada kedua malaikat itu.

Sumber Hadist:

الحديث الوارد في ذلك رواه ابن ماجه من حديث ابن عمر رضي الله عنهما أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَهُمْ أَنَّ عَبْدًا مِنْ عِبَادِ اللَّهِ قَالَ : يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيمِ سُلْطَانِكَ ، فَعَضَّلَتْ بِالْمَلَكَيْنِ فَلَمْ يَدْرِيَا كَيْفَ يَكْتُبَانِهَا ، فَصَعِدَا إِلَى السَّمَاءِ وَقَالا : يَا رَبَّنَا إِنَّ عَبْدَكَ قَدْ قَالَ مَقَالَةً لا نَدْرِي كَيْفَ نَكْتُبُهَا . قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ - وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا قَالَ عَبْدُهُ - : مَاذَا قَالَ عَبْدِي ؟ قَالا : يَا رَبِّ إِنَّهُ قَالَ : يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلالِ وَجْهِكَ وَعَظِيمِ سُلْطَانِكَ . فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمَا : اكْتُبَاهَا كَمَا قَالَ عَبْدِي حَتَّى يَلْقَانِي فَأَجْزِيَهُ بِهَا 

Berkenalan Dengan Tarekat Idrisiyah


Solawat ‘Azhimiyyah telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad saw langsung kepada Syaikh Ahmad ibn Idris dengan tanpa perantara, sekali dan dengan perantara Nabi Khidir as sekali. 

Sesungguhnya telah dijelaskan oleh Syaikh yang Kamil, orang yang ‘Alim lagi mengamalkan, Sayyidi Syaikh Ismail an-Nawab yang bermukim di Makah al-Musharrafah, dari Gurunya Barakatul Wujud, Sayyidi Syaikh Ibrahim ar-Rasyid, dari Gurunya yang Agung, Syaikh Ahmad ibn Idris, bahwa beliau ditalqinkan oleh Nabi Muhammad saw sendiri awrad Thariqat Syadziliyyah, dan memberinya awrad yang tinggi nilainya serta Thariqat Suluk yang teristimewa (khusus).[1]

Bersabda Nabi Muhammad saw : “Barangsiapa yang sampai kepadamu (wasilahnya) maka ia tidak akan tersesat ke daerah yang lain atau kepada jaminan yang lain, tetapi akulah yang menjadi kekasihnya dan dia menjadi tanggunganku”.

 Syaikh Ahmad ibn Idris berkata : “Aku berkumpul bersama Nabi Muhammad saw secara nyata beserta Nabi Khidir. Nabi Muhammad saw pun memerintahkan kepada Nabi Khidir as agar menalqinkan kepadaku awrad Thariqat Syadziliyyah. Lalu Nabi Khidir mengajarkan dzikir tersebut di hadapan Baginda”.

Kemudian bersabda Nabi Muhammad saw kepada Nabi Khidir as : “Wahai Khidir, talqinkan (ajarkan) dia awrad yang mencakup seluruh dzikir,solawat dan istighfar, yang lebih utama ganjarannya dan lebih banyak jumlahnya”.

Berkata Nabi Khidir as : “Apakah itu wahai Rasulullah?”

Bersabda Baginda Nabi Muhammad saw : “Ucapkanlah olehmu : 

  لاَاِلَهَ اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَمَا وَسِعَهُ عِلْمُ اللهِ

Sehingga aku pun meniru bacaan setelah keduanya (Rasulullah & Nabi Khidir) selesai mengucapkannya. Diulangi oleh Rasulullah hingga tiga kali.

Lalu Baginda bersabda : “Ucapkan :

اَللّهُمَّ اِنِّيْ أَسْاَلُكَ بِنُوْرِ وَجْهِ اللهِ الْعَظِيْمِ الَّذِي مَلأ أَرْكانَ عَرْشِ اللهِ الْعَظِيْمِ وَقَاْمَتْ بِهِ عَوَاْلِمُ اللهِ الْعَظِيْمِ أَنْ تُصَلِّىَ عَلَى مَوْلانَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَدْرِ الْعَظِيْمِ وَعَلَى آلِ نَبِيِّ اللهِ الْعَظِيْمِ بِقَدْرِ عَظَمَةِ ذَاْتِ اللهِ الْعَظِيْمِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَمَا فِيْ عِلْمِ اللهِ الْعَظِيْمِ صَلاةً دَاْئِمَةً بِدَوَاْمِ اللهِ الْعَظِيْمِ تَعْظِيْمًا لِحَقِّكَ يَا مَوْلانَا يَا مُحَمَّدُ يَا ذَا الْخُلُقِ الْعَظِيْمِ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ مِثْلَ ذَلِكَ وَاجْمَعْ بَيْنِىْ وَبَيْنَهُ كَمَا جَمَعْتَ بَيْنَ الرُّوْحِ وَالنَّفْسِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا يَقَظَةً وَمَنَامًا وَاجْعَلْهُ يَارَبِّ رُوْحًا لِذَاْتِىْ مِنْ جَمِيْعِ الْوُجُوْهِ فِى الدُّنْيَا قَبْلَ الأخِرَةِ يَا عَظِيْمُ



Kemudian bersabda Nabi: “Ucapkan: 

أَسْتَغفِرُ اللهَ العَظِيْمَ الََّذِيْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيَّ القَيُّوْمَ غَفَّارَ الذُّنُوْبِ ذَاالْجَلالِ وَالاِكْرَامِ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ مِنْ جَمِيْعِ الْمَعَاصِى كِلِّهَا وَالذُّنُوْبِ وَالآثَامِ وَمِنْ كُلِّ ذَنْبٍ أَذْنَبْتُهُ عَمْدًا وَخَطَأً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا قَوْلاً وَفِعْلاً فِىْ جَمِيْعِ حَرَكَاتِىْ وَسَكَنَاتِىْ وَخَطَرَاتِىْ وَأَنْفَاسِىْ كِلِّهَا دَائِمًا أَبَدًا سَرْمَدًا مِنَ الذَّنْبِ الَّذِىْ أَعْلَمْ وَمِنَ الْذَّنْبِ الَّذِىْ لاَ أَعْلَمْ عَدَدَ مَا أَحَاطَ بِهِ العِلْمُ وَأَحْصَاهُ الكِتَابُ وَخَطَّهُ القَلَمُ وَعَدَدَ مَا أَوْجَدَتْهُ الْقُدْرَةُ وَخَصَّصَتْهُ الإِرَادَةُ وَمِدَادَ كَلِمَاتِ اللهِ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِ رَبِّنَا وَجمَاَلِهِ وَكَمَالِهِ وَكَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى


Itulah Istighfar Kabir, lalu diulangi oleh Nabi Khidir as, dan aku mengulanginya. Kemudian Rasulullah bersabda: “Ya Ahmad, sungguh aku berikan kunci langit dan bumi, itulah dzikir yang khusus, shalawat yang agung, dan istighfar yang besar”.

Dikatakan pula oleh Syaikh Ahmad : “Kemudian aku menerima awrad tersebut langsung dari Rasulullah dengan tanpa perantara, sehingga aku talqinkan kepada para murid sebagaimana yang telah ditalqinkan kepadaku”.

Pernah suatu kali Rasulullah bersabda kepada Syekh Ahmad : “Laailaaha illallaahu Muhammadur Rosuulullah, Fii kulli lamhatin wanafasin ‘adada maa wasi’ahuu ‘ilmullaah. Aku menyimpannya untukmu, wahai Ahmad. Tiada seorangpun yang dapat mendahului keutamaan engkau, wahai Ahmad. Ajarkan pada para pengikutmu, agar mereka menjadi orang pertama yang mengetahuinya”.

Syekh Ahmad berkata : “Rasulullah membacakan untukku hizib-hizib dari lafazh beliau”. Sehingga, ulama’pengikutnya merasa kesulitan pada suatu kalimat dalam hizib. Maka ia berkata, “Wahai saudara kami, demikianlah Rasulullah mengucapkan kepadaku”.

Para Guru Sufi mengatakan bahwa dasar Thariqat Syadzili dari Syekh Ahmad ibn Idris. Setiap awrad yang diambil dari beliau bererti berasal dari Nabi s.a.w.[2]

Antara murid Ahmad ibn Idris yang termasyhur, Sayyidi Muhammad ibn Ali as-Sanusi dalam kitabnya Masyariqul Anwar menceritakan bahwa ia pernah ditanya,
“Kepada siapa awrad ini dinisbahkan?”

Beliau katakan bahwa setiap murid yang ditalqinkan oleh Syekh Ahmad ibn Idris pada awalnya, bererti ia ditalqin oleh Nabi.[3]

Apa yang terkandung dalam dzikir ini mencakup segala dzikir seluruh makhluk, baik yang ada di langit mahupun yang ada di bumi. Secercah benda cair maupun padat, yang bernyawa atau tidak merupakan bagian terkecil dari Ilmu-Nya, yang tak lepas dari pengamatan-Nya, kesemuanya terangkum dalam keluasan Ilmu Allah (Wasi’ahu ‘Ilmullaah).


[1]. Diceritakan dalam kitab Afdhalus Sholawat karya Shaykh Yusuf bin Ismail an-Nabhani, hal. 170
[2]. Thariqat-thariqat yang mengambil sumber awrad / ajaran dari Syekh Ahmad adalah Al-Idrisiyyah, Sanusiah, Dandirawiyyah, Rasyidiyyah, Shalihiyyah, Madaniyyah, Ja’fariyyah, Majdzubiyyah, Khatmiyyah, Mirghaniyyah.
[3]. Demikian pula disebutkan oleh Sayyid Muhammad Utsman al Mirghani dalam kitab Ratib dan Sayyidi Shalih Ja’far dalam kitabnya Mafatihus Samawati wal Ardh (Pengantar kitab Majmu’ah Awrad Sayyidil Imam Ahmad ibn Idris r.a)

Referensiwww.ahmadiah-idrisiah.com