Hadratus Syaikh
Muhammad Hasyim Asyari, ketika Hasyim Asy'ari muda berangkat nyantri ke pesantren yang diasuh KH.
Muhammad Kholil bin Abdul Lathif Bangkalan-Madura. Hasyim Asy’ari muda langsung
di uji oleh sang guru.
Hasyim Asy’ari
muda disuruh naik ke atas pohon bambu, sementara Kyai Kholil terus mengawasi
dari bawah sembari memberi isyarat agar terus naik sampai ke pucuk pohon bambu
tersebut. Kyai Hasyim terus naik sesuai perintah gurunya itu. Ia tak peduli
apakah pohon bambu itu melur (Patah/roboh) atau bagaimana. Yang jelas, beliau
hanya patuh pada perintah gurunya.
Anehnya, begitu
sampai di pucuk Kyai Kholil mengisyaratkan agar Kyai Hasyim langsung meloncat
ke bawah. Tanpa pikir panjang Kyai Hasyim langsung meloncat. Ternyata beliau
selamat.
Ada cerita yang
menarik tatkala KH.M Hasyim Asy’ari “masih belajar” dengan KH. M Khalil. Suatu
hari, Kyai Hasyim melihat Kyai Khalil gurunya lagi bersedih, beliau
memberanikan diri untuk bertanya. Kyai Khalil menjawab, bahwa cincin istrinya
jatuh di WC, Kyai Hasyim lantas usul agar Kiai Khalil membeli cincin lagi.
Namun, Kyai Khalil mengatakan bahwa cincin itu adalah cincin istrinya.
Setelah melihat
kesedihan diwajah guru besarnya itu, Kyai Hasyim menawarkan diri untuk mencari
cincin tersebut didalam WC. Akhirnya, Kyai Hasyim benar-benar mencari cincin
itu didalam WC, dengan penuh kesungguhan, kesabaran, dan keikhlasan, akhirnya
Kyai Hasyim menemukan cincin tersebut. Alangkah bahagianya hati Kyai Khalil
atas keberhasilan Kyai Hasyim itu. Dari kejadian inilah Kyai Hasyim menjadi
sangat dekat dan disayang oleh Kyai Khalil.
Yang menarik,
dua kyai besar ini sama-samatawadhu'rendah hati. Mereka sama-sama saling
berguru. Kyai Hasyim terkenal sebagai ahli hadits. Biasanya Kyai Hasyim
mengajarkan hadits itu pada santri sebulan penuh pada bulan ramadhan. Ternyata
Kyai Kholil, meski dikenal sebagai guru Kyai Hasyim, ikut juga jadi santri
ngaji kepada kyai Hasyim.
Kyai Kholil
tidak merasa gengsi memperdalam ilmu meski kepada muridnya sendiri. Sebaliknya,
beliau malah sangat menghormati Kyai Hasyim sebagai gurunya.
Tradisi(rendah
hati) itu ternyata terus menurun ke generasi berikutnya. Gus Dur yang merupakan
cucu dari Kyai Hasyim sangat menghormati keturunan Kyai Kholil. Begitu juga KH.
Fuad Amin cicit dari Kyai Kholil sangat menghormati keturunan Kyai Hasyim.
"Kalau
saya salaman mencium tangan Gus Dur langsung ditarik,"Fuad Amin.
Dan Kyai Hasyim
senantiasa mendapatkan perhatian yang istimewa dan besar dari gurunya Kyai
Kholil baik semasa beliau menjadi santrinya maupun setelah kembali kemasyarakat
untuk berjuang. Perhatian tersebut terbukti dengan Kyai Kholil pemberian isyarah tongkat
dan tasbih kepada muridnya Kyai Hasyim pada waktu beliau hendak mendirikan
Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Kisah Kyai Hasyim Asy’ari dan Nabi Khidir
KH. Imron
adalah putera Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan. Kala itu Nabi Khidir
menjelma sebagai orang berpenyakit yang menjijikkan. Orang itu tiba-tiba muncul
entah datang darimana dan tiba-tiba saja minta gendong Kyai Imron, namun beliau
menolak. Karena menolak orang itu lantas mendatangi Kyai Hasyim dan minta untuk
di gendong beliau, waktu itu Kyai Hasyim masih mondok di pesantren Kyai Kholil.
Tanpa merasa
risih dan jijik Kyai Hasyim menggendong orang tersebut dengan tulus, pada waktu
hampir sampai di pesantren orang itu minta diturunkan. Orang tersebut kemudian
berkata,"Sampaikan kepada Kyai Imron, bahwasanya saya ini adalah Nabi
Khidir."Setelah itu orang tersebut lenyap.
Begitu kabar
ini disampaikan, Kyai Imron terkejut. Ia menyesal telah menolak menggendong
orang berpenyakit itu yang tak lain adalah Nabi Khidir. Sejak itu, kabarnya,
Kyai Imron bertekad untuk mencari Nabi Khidir. Ia terus mengembara untuk
mencari Nabi Khidir, sebagai bentuk rasa permohonan maaf dan penyesalan beliau.
Semangat Jihad KH Hasyim Asy’ari
Tepat pada
tanggal 21-22 Oktober 1945, KH Hasyim Asyari mengumpulkan wakil-wakil dari
cabang NU di seluruh Jawa dan Madura di Surabaya. Dalam pertemuan tersebut,
diputuskan bahwa melawan penjajah sebagai perang suci dan hukumnya fardu ain.
Saat ini populer dengan istilah resolusi jihad.
Setelah
resolusi jihad dicetuskan, ribuan kyai dan santri bergerak ke Surabaya. Pada 10
November 1945 atau tepatnya dua minggu setelah resolusi jihad dikumandangkan,
meletuslah peperangan sengit antara pasukan Inggris melawan tentara pribumi dan
juga warga sipil yang cuma bersenjatakan bambu runcing. Konon, ini adalah
perang terbesar sepanjang sejarah Nusantara. (sumber : merdeka.com)
Menurut KH.
Wahab hasbullah prinsip hidup KH Hasyim Asyari yaitu : "berjuang terus
dengan tiada mengenal surut, lelah dan istirahat".
Salah satu
prinsip semangat juang KH Hasyim Asy’ari di dasari dari hadist Rasulullah
yaitu: “Demi Allah, jika mereka kuasa meletakkan matahari ditangan kananku dan
bulan ditangan kiriku dengan tujuan agar aku berhenti dalam berjuang, aku tidak
akan mau menerimanya bahkan nyawa taruhannya” (Al-Hadist).
KHM Hasyim
Asy’ari senantiasa mengingatkan kepada santri-santrinya untuk selalu mengikuti
dan menjadikan tauladan dari perbuat Nabi Muhammad saw.
Amalan, Ijazah dan sekaligus Karomah dari KH Hasyim
Asy’ari
1. Meneladani
Rasulullah sebagai idola utama manusia, itu yang senantisa beliau wasiatkan
bukan hanya kepada santri-santrinya tetapi juga kepada seluruh kaum muslimin.
2. Semangat Jihad
(membela agama dan bangsa), beliau adalah ulama yang mujahid (ahli jihad) yang
negarawan dan memiliki patriotisme yang luar biasa. Hal ini bisa kita lakukan
sesuai dengan kemampuan dan profesi kita masing-masing (Ulama, ustazd, guru,
pegawai, pelajar, santri, pengusaha, pejabat, petani, nelayan dll). Jihad tidaklah
harus berperang atau memikul senjata, segala bentuk perbuatan baik dan membawa
manfaat serta mencegah segala bentuk perbuatan keji dan munkar itu sendiri juga
merupakan suatu jihad.
3. Menjaga Shalat
lima waktu dengan berjamaah
4. Beliau memiliki
pribadi yang Ihklas dalam bertindak, termasuk ihlas melayani umat, masyarakat
dan bangsa Indonesia ini
5. Pribadi yang
santun, rendah hati (tawadlu), tidak suka menonjolkan diri, menampakkan diri
6. Saling
menghormati, suka bermusyawarah, tidak fanatik yang berlebihan merasa paling
benar sendiri
7. Membersihkan
hati dan mensucikan niat didalam mengerjakan dan melakukan sesuatu (Nasehat
beliau dalam kitab adabutta’lim wa mutaallim).
8. Beliau adalah
pribadi yang pekerja keras, memiliki semangat juang tinggi tanpa mengenal lelah
dalam melakukan sesuatu (berjuang, belajar, bekerja, membantu/melayani Umat
dll) termasuk dalam melayani umat dan bangsa Indonesia.
Itulah karomah
besar Hadratus Syaikh Muhammad Hasyim Asyari yang telah Allah anugrahkan kepada
beliau, juga sekaligus ijazah yang beliau berikan kepada santri-santrinya dan
seluruh kaum muslimin, agar bisa di amalkan dalam kehidupan sehari-hari didalam
beragama, berkeluarga, bermsyarakat dan berbangsa.
Terkadang kita
sering sering terpesona oleh kekeramatan, kehebatan dan kesaktian beberapa
ulama atau kyai tertentu. Contoh seperti kisah jika ada Kyai yang bisa
mendatangkan rizki secara tiba-tiba, bisa berada di suatu tempat yang sangat
jauh dalam sekejap mata, bisa juga berada dalam suatu tempat yang berbeda
secara bersamaan, mengetahui akan kejadian masa lalu dan juga mengetahui
kejadian-kejadian yang akan terjadi, bisa terbang, mampu berjalan di atas air
dan masih banyak lagi lainya. Itu membuat kita terkagum-kagum, padahal semua
itu tiada mustahil dan sangatlah mudah bagi Allah.
Kalaulah kita
lihat putra beliau KH. Abdul Wachid Hasyim dalam usia yang sangat muda sekitar
30 tahunan sudah menjadi ulama besar, pejuang dan negarawan, tokoh nasional dan
internasional, dan juga menjadi pahlawan Nasional, beliau sangat di segani dan
di hormati. KH. Abdul Wachid Hasyim meninggal dalam usia sangat muda 39 tahun.
Mungkin karena sangat sayangNya Allah kepada beliau sehingga di dalam usia
beliau yang masih sangat muda, Allah memanggil beliau untuk menghadap
keharibaan-Nya,waallahu ‘alam
Masih belum ada
sampai sekarang ini tokoh, ulama/Kyai di Indonesia yang usianya sangat muda
sekitar 30 tahunan sudah menjadi ulama besar sekaligus tokoh nasaional dan internasional
kecuali hanya beliau sendiri KH. Abdul Wachid Hasyim. Rata-rata kebanyakan yang
menjadi tokoh ulama/kyai besar di Indonesia jika usianya sudah mencapai hampir
60 tahunan.
Menurut putri
beliau Ibu Lily Khodijah Wachid, bahwanya beliau ini (KH. M Hasyim Asy’ari dan
KH Abdul Wachid Hasyim) sangatlah layak di sebut waliNya Allah.
KH. Abdurrahman
Wachid atau Gus Dur adalah seorang ulama besar, seniman dan juga negarawan
sejati. Sebagian besar orang-orang sholihin mengatakan jikalau Gus Dur ini “Waliyullah”
karena memiliki banyak kelebihan dan kemampuan luar biasa. Itu baru anak dan
cucunya apalagi kakeknya Hadratus Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari, bahkan guru
beliau sendiri KH. M kholil yang banyak ulama mengatakan jika beliau itu qutbul
aqtobnya tanah Jawa sangat menghormati beliau KH. M Hasyim Asy’ari.
Umat Islam Bersedih Ketika Beliau Mangkat
Apabila Syaikh
Muhammad Kholil Bangkalan terkenal dengan sebutan"Syaikhona
Waliyullah" maka KH. M. Hasyim Asy'ari mendapat gelar "Hadratus
Syekh" yang artinya Maha Guru atau Tuan Guru Mulia, gelar ini muthlaq
diberikan kepada Kyai Hasyim, sebab hampir seluruh ulama tanah Jawa juga pernah
berguru kepada beliau. Beliau juga satu-satunya yang memakai gelar Raisul Akbar
di organisai Nahdlotul Ulama, oraganisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan
terbesar seantero jagad ini.
Meski beliau
menyandang banyak gelar seperti yang dituliskan dalam taqridz atas kitab
sirajut thalibin karya Kyai Ihsan Jampes, hal ini tidak menjadikannya sombong.
Beliau tidak pernah menyebutkan gelar itu sama sekali. Padahal beliau adalah
orang yang paling pas untuk mendapatkan gelar tersebut.
Terbukti pada
manuskrip asli karya-karya beliau. Disana tidak ditemukan embel-embel yang
menyertai nama beliau , seperti Kyai, haji, Syaikh, alim, apalagi al-allamah atau Al-arif Billah Akan tetapi beliau lebih memilih embel-embel yang bersifatnya merendahkan diri
kepada Allah. Beliau selalu menulis kata-kataal-faqir (yang faqir) ,al-haqir
(yang hina), sebelum namanya disebut. Inilah salah satu sifat tawadhu yang
beliau miliki.
Bagaimana pun
hebatnya manusia hidup di dunia, pasti maut akan menjemputnya. Tak terkecuali,
Hadratus Syaikh sebagai manusia biasa, beliau di panggil Allah SWT untuk
selama-lamanya pada malam bulan Ramadhan. Tepatnya tanggal 3 Ramadhan 1366 H.
atau 21 Juli 1947 M.sehingga tepat pada pukul 03.00 dini hari, Inna
lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un besarpun terjadi. Ulama' yang paling
disegani seantero jazirah Islam kala itu, telah menghadap ilahi
rabbi dengan damai dan sentosa.
Meskipun semua
masyarakat tahu tanggal wafatnya Hadratus Syaikh Hasyim Asyari, namun karena
wasiatnya, beliau tidak ingin di khouli (di
peringati/dirayakan tiap tahun). Dan makam/kuburan beliau sangat sederhana,
tiada bedanya dengan makam-makam umum,Subhanallah luar biasa.
Kepergian Hadratus
Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari, bukan hanya membawa kesedihan untuk umat Islam
di Indonesia, di negara luar pun ikut berduka. Mereka amat merasa kehilangan
seorang tokoh dan figur yang mereka banggakan.
Semoga dengan
kepergian Kyai Hasyim, muncullah Hasyim Asy’ari – Hasyim Asyari yang lain, baik
dari dzuriyah, kerabat, santri, maupun kaum muslimin.
اللَّهُمَّ
عَبْدُك رُدَّ عَلَيْك، فَارْأَفْ بِهِ وَارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ جَافِ الأَرْضَ
عَنْ جَنْبَيْهِ وَافْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ، وَتَقَبَّلْهُ مِنْك
بِقَبُولٍ حَسَنٍ، اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَضَاعِفْ لَهُ فِي
إحْسَانِهِ، وَإِنْ كَانَ مُسِيئًا فَتَجَاوَزْ عَن سَيِّئَاتِهِ
Artinya : "Ya
Allah hamba-Mu ini telah dikembalikan kepada-Mu, maka kasihilah ia dan
rahmatilah ia, Ya Allah jauhkanlah bumi dari sisinya, dan bukakanlah
pintu-pintu langit untuk ruhnya, dan terimalah ia di sisi-Mu dengan penerimaan
yang baik. Ya Allah jika ia melakukan kebaikan maka lipat gandakanlah
kebaikannya, dan jika ia melakukan keburukan maka abaikanlah keburukannya".[Mushannaf
Ibnu Abi Syaibah].
Waallahu a’alam
By : Istana kupu-kupu
nice Post mas
ReplyDeleteizin copas mas :)
ReplyDelete