Showing posts with label Humor Gus Dur. Show all posts
Showing posts with label Humor Gus Dur. Show all posts

17 November 2014

Gara-Gara Bendera Wiranto di Marahi Gus Dur

Merdeka.com – Tanggal 1 Desember selama ini diperingati sebagai hari ulang tahun kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Polisi dan TNI pun sibuk melakukan penyisiran di Papua untuk menangkap dan melarang warga yang akan mengibarkan bendera OPM.

Tahun ini pun polisi kembali melakukan pengamanan agar bendera kelompok separatis itu tidak berkibar di bumi Papua.

"Secara umum kondusif baik sebelum maupun setelah tanggal 1 Desember 2013," kata Kabag Ops Polres Mimika Komisaris Polisi Arnolis Korwa, Senin (2/12).

Namun hal ini berbeda ketika Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi Presiden. Gus Dur mempersilakan bendera bintang kejora dikibarkan di Papua pada peringatan 1 Desember. Apa alasannya?

Gus Dur menyebut bahwa bendera Bintang Kejora hanya sebuah umbul-umbul seperti yang ada ketika pertandingan sepak bola. Gus Dur pun meminta TNI tidak terlalu risau dengan pengibaran bendera tersebut.

Hal ini seperti yang disampaikan Mubarok saat menghadiri acara 1000 hari meninggalnya Gus Dur . Mubarok mendapatkan cerita ini dari mantan Menteri Kelautan Freedy Numberi yang menyaksikan sendiri bagaimana Gus Dur mendamprat Wiranto gara-gara bendera OPM tersebut.

Saat itu Wiranto masih menjabat Menko Polkam dan melapor ke Pak Presiden Gus Dur terkait pengibaran bendera OPM, Bintang Kejora.

"Bapak Presiden, kami laporkan di Papua ada pengibaran bendera Bintang Kejora," ujar Mubarok menirukan Wiranto saat melapor.

Mendengar laporan tersebut, kemudian Gus Dur bertanya, "Apa masih ada bendera Merah Putihnya?" tanya Gus Dur .

"Ada hanya satu, tinggi," ujar Wiranto sigap.

Mendengar jawaban itu, Gus Dur kemudian menjawab, "Ya sudah, anggap saja Bintang Kejora itu umbul-umbul," ujar Gus Dur santai.

"Tapi Bapak Presiden, ini sangat berbahaya," sergah Wiranto .

Gus Dur pun marah dan segera mendamprat Wiranto , "Pikiran Bapak yang harus berubah, apa susahnya menganggap Bintang Kejora sebagai umbul-umbul! Sepakbola saja banyak benderanya!" ucap Gus Dur .

Dalam sebuah diskusi di Kantor PBNU pada Jumat (06/07/2007) Gus Dur yang sudah tidak lagi jadi presiden, kembali menyebut alasannya memperbolehkan bendera Bintang Kejora berkibar. Gus Dur menganggap bendera Bintang Kejora hanya bendera kultural warga Papua.

"Bintang kejora bendera kultural. Kalau kita anggap sebagai bendera politik, salah kita sendiri," kata Gus Dur kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (6/7).

Gus Dur, yang saat menjabat presiden mengabulkan permintaan masyarakat Irian Jaya (waktu itu) untuk menggunakan sebutan Papua, justru menuding polisi dan TNI tidak berpikir mendalam ketika melarang pengibaran bendera Bintang Kejora.

"Ketika polisi melarang, tidak dipikir mendalam, (tim) sepak bola saja punya bendera sendiri. Kita tak perlu ngotot sesuatu yang tak benar," katanya.

Menurut Franz Magnis Suseno , pemberian nama Papua pada Irian Jaya dan pemberian izin pengibaran bendera Bintang Kejora bukan tanda Gus Dur meremehkan terhadap Indonesia. Hal itu justru sebaliknya, Gus Dur mau membantu orang-orang Papua untuk bisa menghayati Ke-Indonesiaan dari dalam.

"Gus Dur percaya pada Orang Papua. Gus Dur tahu bahwa itulah cara untuk merebut hati suatu masyarakat yang puluhan tahun merasa tersinggung, tidak dihormati, dan bahkan dihina. Karena itu orang-orang Papua mencintai Gus Dur ," ujar Franz Magnis dalam kata pengantar buku karangan Muhammad AS Hikam, berjudul : “Gus Dur Ku, Gus Dur Anda dan Gus Dur Kita”.

14 June 2014

Humor Gus Dur Bersama Gus Miek


Gus Dur : “Bagaimana Indonesia ini Gus?” Tanya Gus Dur kepada Gus Miek
Gus Miek : Ooohh,,,,,, Insya Allah baik-baik saja Gus, Semua beres, tapi tinggal dua yang belum beres !
Gus Dur  semakin  bersemangat mendengarkanya, Gus Dur bersiap-siap untuk menerima Inspirasi yang jitu
Gus Dur : “Yang belum beres itu apa Gus?”  dengan nada serius
Gus Miek : “Saya sama sampeyan”.

(By : Yahya C. Staquf)

DOA : Semoga Allah swt menerima segala amal baik mereka berdua (Gus Miek dan Gus Dur) menempatkan mereka berdua di tempat yang mulia bersama para kekasihMu ya Allah, di berikan limpahan cahaya, di ampuni segala dosa, mendapatkan syafaat dari Rasulullah shallahu alaihi wasallam Amieen...3x ya rabbal ‘alamien. (By : istana99kupu.blogspot.com)

15 April 2014

Mantan Presiden Amirika Ini Tidak Percaya Sampai di Lokasi Tanah Abang

Inilah obrolan Para Presiden : Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa... setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.

Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata :

Clinton : "Wah kita sedang berada di atas New York!"


Gus Dur
: Presiden Indonesia (Gus Dur) : "Lho kok bisa tau sih?"

Clinton : "Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya.

Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar.

Jacques Chirac  : "Tau nggak... kita sedang berada di atas kota Paris!", katanya dengan sombongnya.

Gus Dur : Presiden Indonesia : "Wah... kok bisa tau juga?"

Jacques Chirac : "Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Perancis tersebut.

Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat...

Gus Dur  : "Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang ..!!!", teriak Gus Dur.

Clinton dan Chirac  : "Lho kok bisa tau sih?" tanya mereka berdua  heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat

Gus Dur : Ni lihat "Jam tangan saya hilang...", jawab Gus Dur kalem


Kwakk...... kwak...... kwak.........

Sumber :  gusdur.net, 13 November 2008

Akbar Tanjung, Kasian Syukur

Guyonan itu, rupanya, tidak berlebihan. Meski sudah banyak yang meramalkan bahwa penampilan Gus Dur di depan DPR Kamis lalu bakal ramai, toh tidak ada yang menyangka bahwa sampai seramai itu. 

Kalau bukan kiai, mana berani menjadikan pidato Ketua DPR Akbar Tandjung sebagai sasaran humor? Akbar sejak dulu memang selalu memulai pidato kata -kata : "dengan memanjatkan syukur". 
Maka, Gus Dur pun melucu, yang membuat semua anggota DPR tertawa : "Syukur memang perlu dipanjatkan karena Syukur tidak bisa memanjat".
Begitu menariknya, karuan saja pidato presiden kini banyak ditunggu penonton televisi. Padahal, dulu-dulu kalau presiden pidato di TV banyak yang mematikan TV-nya. 

Begitu tidak menariknya pidato presiden di masa Orde Baru sampai-sampai pernah para anggota DPRD diwajibkan mendengarkannya. 

Itu pun harus diawasi agar mereka sungguh-sungguh seperti mendengarkan. Untuk itu,perlu diadakan sidang pleno DPRD dengan acara khusus nonton televisi.

Jangan Berbicara Demokrasi Jika Bermimpi Saja Di Larang


Ketika orde baru masih berjaya, Gus Dur diikutkan dalam penataran pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (P4). Sampai runtuhnya orde baru, Gus Dur memang masih tercatat sebagai salah seorang manggala BP-7.

Setiap memasuki ruang penataran, Gus Dur lebih banyak tidur ketimbang mendengar ceramah para menggala, termasuk pada saat diskusi-diskusinya. Pada acara sesi diskusi, Gus Dur dibangunkan untuk ikut berbicara. "Ayo, jangan tidur saja. Ini kita sedang membicarakan demokrasi," Kata sang penatara P4.

Terpaksalah Gus Dur berbicara. "Ini diskusi demokrasi ya ?" Kebetulan, ketika tidur tadi saya bermimpi bertemu dengan Bung Karno, Beliau menjelaskan kepada saya tentang demokrasi yang dipidatokan tanggal 1 Juni," kata Gus Dur memulai Ceritanya.

Belum selesai Gus Dur bicara, para peserta yang lain sudah nyeletuk tidak puas. "Yang serius dong, Ini kan penataran tingkat nasional," kata seorang peserta.

 "Ya, masak kita mau membahas mimpi," Celetuk yang lain. "Ya, yang benar saja, topik serius jangan dibawa ke soal mimpilah," Kata yang lain lagi.

Dari sinilah dengan cerdik dan cerdas Gus Dur kemudian masuk ke soal substansial : "Bagaimana anda-anda ini mau berbicara dan membangun demokrasi, kalau orang bermimpi saja dilarang? di dalam demokrasi itu ada kebebasan, termasuk bebas bermimpi. Kalau anda berani melarang orang bermimpi pasti anda akan berani melarang orang menggunakan haknya yang lebih penting. Itu bertentangan dengan demokrasi," Kata Gus Dur dengan serius.


Referensi : Mahfud MD, Gus Dur: Islam, Politik, dan Kebangsaan, (Yogyakarta: LKIS, 2010), hlm. 53-54.

Humor : Orang Jepang yang Sombong


Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang banget, menyalip taksi tersebut.
Dengan bangga si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota made in Japan sangat cepat…!”
Enggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi tersebut.
Si Jepang teriak lagi “Aaaah Nissan made ini Japan sangat cepat.” 
Enggak lama kemudian lewat lagi satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubishi made in Japan sangat cepat…!”
Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini bener-bener nasionalis. Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke si Jepang.
Supir taksi : “100 dolar please…”
Si Jepang : 100 dolars…?! Its not that far from the hotel…!!”, (artinya Itu kan tidak jauh dari hotel)
Gus Dur : “Aaaah… Argometer made in Japan kan sangat cepat sekali...!!”

Kwak..... kwak..... weleh... weleh......................

Humor Gus Dur : Berdoa Sebelum Makan

Waktu Gus Dur menjabat Presiden RI, sekali waktu beliau bertemu dengan para romo (pastor) seluruh Keuskupan Agung Semarang. Dan, tak ketinggalan Gus Dur menyelipkan ceritanya. Ini pastor-pastor itu di sebuah negeri senang berburu binatang buas.
Sekali waktu, selesai misa hari Minggu, seorang pastor pergi ke hutan berburu binatang buas. Ia melihat seekor harimau. Langsung sang pastor mengokang senapannya dan menembak: “Dor – dor!” Wah, ternyata tembakannya meleset dan sang harimau balik mengejar sang pastor. Pastor segera berlari mengambil langkah seribu. Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut, dan mengatupkan tangannya berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati.
Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan, dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika sedang berdoa. Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak menerkam saya, malah malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya. Mengapa?” Jawab harimau: “Ya, saya sedang berdoa. Berdoa sebelum makan!”