Showing posts with label wali-walinya Allah. Show all posts
Showing posts with label wali-walinya Allah. Show all posts

13 June 2016

Jika Seorang Ulama Bercermin Kepada Gus Dur Maka Kecil Sekali Keulamaannya

Gus Dur bersama Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih Malang

NU Online , Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj tidak bisa melupakan sejumlah momen kebersamaan antara dirinya dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kang Said menyaksikan banyak hal keteladanan yang bisa dipetik dari sosok Gus Dur.

Demikian disampaikan Kang Said saat menyampaikan pidato pada haul ke-6 Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di halaman gedung PBNU Jalan Kramat Raya Nomor 164 Jakarta, Rabu (30/12) malam.

Berbicara tentang kezuhudan Gus Dur, Kang Said mengakui sulit mencari bandingannya. “Saking zuhudnya, Gus Dur tidak punya dompet. Apalagi kartu kredit. Suatu ketika, setelah ngisi di acara Muslimat 1995, ia bertiga dengan saya dan Pak Bagja makan di kaki lima. Saya pikir ya minimal di warung Padang,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin. 

Saat berangkat haji, Gus Dur juga tidak mau tinggal di hotel. “Ia lebih suka tinggal di rumah saya yang hanya dua kamar dengan tiga anak. Tapi ia senang sekali sampai malam ngobrol dengan saya,” ungkap Kang Said.

Bagi Kang Said, itu merupakan contoh akhlak Gus Dur. Betapa besar keulamaan cucu Hadratusy Syeikh Hasyim Asy’ari ini. Jika seorang ulama bercermin kepada Gus Dur, kecil sekali keulamaannya. Seorang pemimpin jika bercermin kepada kepemimpinan Gus Dur pun kecil sekali.

“Seorang filsuf kalau bercermin kepada intelektualitas Gus Dur kecil. Bahkan, seorang pendemo sekalipun kalau bercermin kepada semangat Gus Dur kecil. Gus Dur berdemo dalam kondisi masih diinfus,” kata Kang Said.

Saking zuhudnya, ketika menjadi presiden Gus Dur tidak pernah membawa pulang batiknya yang ganti-ganti terus. “Begitu lengser, batik-batik itu dibuang dan dikasih ke orang. Tidak ada yang dibawa,” ujar Kang Said. 

Betapa malu, lanjut Kiai Said, seorang sufi mursyid kalau bercermin dengan qana’ah Gus Dur. Kecil sekali. Semuanya kecil di hadapan Gus Dur. “Kalau saya, paling dikritik. Kalau Gus Dur, bahkan diancam. Kalau saya, hanya urusan internal. Kalau Gus Dur itu luar dalam. Beliau dikritik dari internal sekaligus eksternal,” ungkapnya. (Musthofa Asrori/Alhafiz K)
http://www.nu.or.id/post/read/64683/kang-said-kenang-saat-bersama-gus-dur

06 June 2016

Para wali yang Masih Hidup di saat ini

Dengan mugkin kita bisa mengenal beberapa ulama Khos yang masih hidup sekarang ini, dan banyak orang - orang sholeh mengatakan kalau beliau ini adalah : "Para Wali yang masih hidup di zaman Sekarang ini", akan tetapi rahasia kewaliyan hanya ada pada Allah SWT, dan tidak mengetahui wali kecuali wali atas ilham dan izin dari Allah SWT. 

Yang kita lakukan hanya berhusnudzon berbaik sangka kalau mereka ini adalah "Orang-orang yang baik dan mulia". Dan dengan mengenal mereka memberikan suatu motivasi "suri tauladan" untuk kita semakin giat dalam berlomba-lomba menuju kebaikan, berahlak mulia, giat mencari ilmu, ihlas dalam beramal dan berjuang. Diantara Ulama-ulama khos tersebut :
Habib Umar bin Hafid Yaman
Habib Lutfi bin Ali Yahya Pekalongan
Habib Syaikhon Bin Musthofa Al Bahar Jakarta
Habib Ja'far Bin Muhammad Alkaff Kudus
Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith Madinah
Syaikh Muhammad Fadhil Al Jailani Al Hasani
Syaikh Muhammad Ismail Zain alyamani
Syaikh Yusri Rusdy Alhasani
Syaikh Abdul Hadi AlKharshah
Hubabah Annisa binti Yusuf Alhaddad
Habib Abu Bakar bin Hasan Alatos Azzabidi Depok
Sayyid Ahmad bin Muhammad Almaliki
Habib Ali Aljufri Yaman
KH Abdul Hakam Kholiq Tebuireng Jombang

KH Husain Ilyas Mojokerto
KH Thoifur Mawardi
KH Nurul Huda Djazuli Ploso Kediri
TG Turmudzi Badruddin Lombok
KH Mustofa Bisri Rembang
KH Dimyati Rois Kendal Kaliwungu
KH Muhtadi Dimyati Pandeglang Banten
Kyai Ali Umar Pakis Panti  Jember
Habib Bakar Assegaf Gresik
Habib Shoddiq Maron Probolinggo
Kyai Rusmani Gedawung Kismantoro Wonogiri
KH Muhammad Hanif Muslih Mranggen
HJ Sinta Nuriyah Abdurahman Wachid Ciganjur
KH Abdul Hadi Muncar Banyuwangi
Kyai Nursadi Bangko-Dahu-Cikedal Pandeglang
KH Iddris Hamid Pasuruan

Kyai Maskuri Thoyyib Jenes Ponorogo
KH Ali Masyhuri Tulangan Sidoarjo
KH Ali Imron Muhammad Parengan Lamongan
Mbah Munshorif Sendang Duwur Lamongan
KH Nur Ali Yasin Nogosari Rambipuji Jember
KHR Kholil As'ad Syamsul Arifin Situbondo
KH Douglas Toha Yahya (Gus Lik) Jamsaren Kediri
Gus Ahlis Lirboyo Kediri
Gus Tur Banyuwangi
Sebenarnya masih banyak lagi ulama-ulama khos lainya yang masih hidup hingga saat ini, tetapi tidak sedikit diantar mereka menutup diri (mastur), mengasingkan diri dari hiruk pikuk dunia, mereka asik dengan Tuhananya tanpa di terganggu oleh tingkah polah keserakan manusia.

Mereka menjalani hidup sebagaimana kebanyakan orang pada umumnya. Sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya, masyarakat mengenalnya sebagai orang biasa-biasa saja.

Bahkan demi menutupi jati diri mereka dari pandangan manusia, mereka ada yang berprosi menjadi  pengusaha kaya raya, juru dakwah, ngajar ngaji, kuli kasar, tukang cari kayu, nelayan yang miskin, pengembala binatang ternak, dan lain-lainya. Bahkan ada yang berprilaku aneh seakan akan sepertinya nulayani syariat padahal sejatinya mereka itu adalah ahli syariat tetapi tidak menampakkanya di hadapan manusia.

Masih banyak lagi hal-hal yang dilakukan oleh golongan orang-orang sholeh yang mastur ini, agar jati diri mereka tidak dikenal dikalagan manusia. mereka orang-orang sholeh yang mastur ini hanya dikenal oleh beberapa kalangan-kalangan tertentu (ulama Khos) yang arrif billah.

Maka tidaklah sedikit yang mengatakan jikalau mereka di atas itu termasuk golongan dari wali-walinNya Allah yang hidup di abad meilenium “wali-wali di zaman modern” atau "wali-walinya Allah yang masih hidup di zaman ini. wa Allahu a’lam bi shawab. Karena wilayah kewalian berada didalam rahasia Allah yang agung.

Menurut suatu ungkapan “tidak bisa mengetahui  wali kecuali wali”. Tetapi yang jelas mereka adalah orang-orang yang sholeh dan juga alim bahkan allamah (sangat alim) ahli zuhud yang wira’i sehingga tidaklah salah jika banyak orang yang mengatakan jika beliau-beliau ini WaliNya Allah.

Semoga rahmat Allah yang abadi yang agung senantiasa tercurah kepada kekasih yang tertinggi yang termulia pemilik wajah yang agung yang cahayanya menyinari masriq hingga magrib dan cahayanya memantul pada tiang-tiang arsy yang agung Sayyidina muhammad waala alihi wa ala alihi wa ashabihil kirom wa ajwazihi wa dzurriyatihi wa ahli baitihi ila yaumiddin, waila auliya illahi wa syuhadai wa sholihina min ahlis samawati wal ardhina birohmatika ya arhamar raahimiina. Amiiinn...........

Wallahu 'alam bi shawab