Guyonan itu, rupanya,
tidak berlebihan. Meski sudah banyak yang meramalkan bahwa penampilan Gus Dur
di depan DPR Kamis lalu bakal ramai, toh tidak ada yang menyangka bahwa sampai
seramai itu.
Kalau bukan kiai, mana berani menjadikan pidato Ketua DPR Akbar
Tandjung sebagai sasaran humor? Akbar sejak dulu memang selalu memulai pidato kata -kata : "dengan memanjatkan syukur".
Maka, Gus Dur pun melucu, yang membuat semua anggota DPR tertawa : "Syukur memang perlu
dipanjatkan karena Syukur tidak bisa memanjat".
Begitu menariknya,
karuan saja pidato presiden kini banyak ditunggu penonton televisi. Padahal,
dulu-dulu kalau presiden pidato di TV banyak yang mematikan TV-nya.
Begitu
tidak menariknya pidato presiden di masa Orde Baru sampai-sampai pernah para
anggota DPRD diwajibkan mendengarkannya.
Itu pun harus diawasi agar mereka
sungguh-sungguh seperti mendengarkan. Untuk itu,perlu diadakan sidang pleno DPRD dengan acara khusus nonton televisi.
No comments:
Post a Comment