Di zaman khalifah sayyidina Umar bin khottob ra, ada seseorang yang ditunjuk beliau sebagai hakim atau gubernur di Hamas negri Syam yang bernama Said ibnu amir.
Suatu ketika khalifah sayyidina Umar bin khottob ra meminta kepada penduduk Hamas untuk memberikan nama-nama fuqoroq wal masakin yang ada di wilayah Hamas untuk diberikan bantuan dari baitul mal. Baitul mal akan mengeluarkan bantuan yang akan diberikan kepada penduduk yang tidak mampu.
Maka penduduk Hamas mulai menulis nama-nama penduduk Hamas yang tidak mampu dan diberikanlah catatan tersebut kepada khalifah Sayyidina Umar bin khottob ra.
Ketika catatan tersebut diterima sang khalifah, maka terkejutlah sang khalifah ketika membaca deretan nama-nama orang fakir yang ada di daerah tersebut, karena nama gubernur yang telah ia tunjuk yaitu Said ibnu amir ada dalam deretan nama-nama fuqoroq wal masakin.
Maka sang khalifah pun bertanya kepada penduduk setempat, "apakah tidak salah dengan catatan ini? Kenapa gebernur kalian yaitu Said ibnu amir ada dalam deretan nama-nama fuqoroq wal masakin?"
Maka dijawablah oleh penduduk tersebut, "benar wahai sang khalifah, beliau Said ibnu amir masuk dalam deretan fuqoroq karena seluruh gajinya selama ini disedekahkan kepada orang-orang yang tidak mampu, sebab itu beliau menjadi miskin".
Kemudian ditanyalah gubernur oleh sang khalifah, "kenapa seluruh gajimu engkau sedekahkan kepada orang-orang yang tidak mampu?", dijawablah oleh gubernur, "Aku takut ketika aku berdiri dihadapan Allah swt dengan pertanyan-perta nyaan tentang amanah yang telah aku emban, aku takut ketika aku ditanya kenapa engkau digaji sebagai gebernur tapi tidak bekerja sesuai amanah tidak menjalankan ini dan itu, maka sebab itu aku sedekahkan semua gajiku kepada orang yang tidak mampu".
Mendengar jawaban tersebut sang khalifah pun meneteskan air mata karena takjub dengan gubernur yang telah ia pilih ternyata dia adalah seorang yang betul-betul amanah.
Kemudian sang khalifah bertanya kepada penduduk, "Adakah yang kurang dengan Said ibnu amir sebagai gubernur kalian ini?" Dijawablah oleh penduduk tersebut, "iya sang khalifah, ada tiga hal yang tidak aku sukai dari Said ibnu amir. Yang pertama, dia tidak keluar kecuali setelah waktu dhuha. Yang kedua, dimalam hari dia tidak pernah muncul, jadi ketika kami membutuhkannya dimalam hari dia tidak pernah ada. Yang ketiga, dalam satu minggu pasti ada satu hari yang ia tidak pernah keluar dari rumahnya, meliburkan dirinya."
Maka dipanggillah gubernur oleh sang khalifah dan menjelaskan tentang keluhan penduduk tersebut.
Maka dikatakan oleh Said ibnu amir,
"Wahai sang khalifah, apa yang mereka katakan itu benar, tetapi aku punya alasan. yang pertama, aku tidak keluar setelah waktu dhuha karena di pagi hari aku harus mengurusi keluargaku, aku memiliki istri yang sedang sakit dan aku tidak memiliki seorang pembantu, jadi semua kebutuhan istriku dan keluargaku aku yang menyiapkannya semua, baru setelah itu aku keluar kepada masyarakat. Yang kedua, dimalam hari aku tidak pernah muncul kepada masyarakat karena aku gunakan waktuku di siang hari untuk berkhidmah kepada masyarakat dan aku gunakan waktuku di malam hari untuk bertakarrub beribadah kepada Allah swt. Kemudian yang ketiga, ada satu hari dalam satu minggu dimana aku tidak keluar karena di hari tersebut aku mencuci pakaianku dan menunggunya sampai kering, karena aku tidak memiliki pakaian kecuali satu pakain itu, jadi aku tidak bisa keluar kemana-mana."
Mendengar jawaban tersebut sayyidina Umar bin khottob sangat terharu dan menangis karena ada hakim atau gubernur yang sangat amanah.
Suatu ketika khalifah sayyidina Umar bin khottob ra meminta kepada penduduk Hamas untuk memberikan nama-nama fuqoroq wal masakin yang ada di wilayah Hamas untuk diberikan bantuan dari baitul mal. Baitul mal akan mengeluarkan bantuan yang akan diberikan kepada penduduk yang tidak mampu.
Maka penduduk Hamas mulai menulis nama-nama penduduk Hamas yang tidak mampu dan diberikanlah catatan tersebut kepada khalifah Sayyidina Umar bin khottob ra.
Ketika catatan tersebut diterima sang khalifah, maka terkejutlah sang khalifah ketika membaca deretan nama-nama orang fakir yang ada di daerah tersebut, karena nama gubernur yang telah ia tunjuk yaitu Said ibnu amir ada dalam deretan nama-nama fuqoroq wal masakin.
Maka sang khalifah pun bertanya kepada penduduk setempat, "apakah tidak salah dengan catatan ini? Kenapa gebernur kalian yaitu Said ibnu amir ada dalam deretan nama-nama fuqoroq wal masakin?"
Maka dijawablah oleh penduduk tersebut, "benar wahai sang khalifah, beliau Said ibnu amir masuk dalam deretan fuqoroq karena seluruh gajinya selama ini disedekahkan kepada orang-orang yang tidak mampu, sebab itu beliau menjadi miskin".
Kemudian ditanyalah gubernur oleh sang khalifah, "kenapa seluruh gajimu engkau sedekahkan kepada orang-orang yang tidak mampu?", dijawablah oleh gubernur, "Aku takut ketika aku berdiri dihadapan Allah swt dengan pertanyan-perta
Mendengar jawaban tersebut sang khalifah pun meneteskan air mata karena takjub dengan gubernur yang telah ia pilih ternyata dia adalah seorang yang betul-betul amanah.
Kemudian sang khalifah bertanya kepada penduduk, "Adakah yang kurang dengan Said ibnu amir sebagai gubernur kalian ini?" Dijawablah oleh penduduk tersebut, "iya sang khalifah, ada tiga hal yang tidak aku sukai dari Said ibnu amir. Yang pertama, dia tidak keluar kecuali setelah waktu dhuha. Yang kedua, dimalam hari dia tidak pernah muncul, jadi ketika kami membutuhkannya dimalam hari dia tidak pernah ada. Yang ketiga, dalam satu minggu pasti ada satu hari yang ia tidak pernah keluar dari rumahnya, meliburkan dirinya."
Maka dipanggillah gubernur oleh sang khalifah dan menjelaskan tentang keluhan penduduk tersebut.
Maka dikatakan oleh Said ibnu amir,
"Wahai sang khalifah, apa yang mereka katakan itu benar, tetapi aku punya alasan. yang pertama, aku tidak keluar setelah waktu dhuha karena di pagi hari aku harus mengurusi keluargaku, aku memiliki istri yang sedang sakit dan aku tidak memiliki seorang pembantu, jadi semua kebutuhan istriku dan keluargaku aku yang menyiapkannya semua, baru setelah itu aku keluar kepada masyarakat. Yang kedua, dimalam hari aku tidak pernah muncul kepada masyarakat karena aku gunakan waktuku di siang hari untuk berkhidmah kepada masyarakat dan aku gunakan waktuku di malam hari untuk bertakarrub beribadah kepada Allah swt. Kemudian yang ketiga, ada satu hari dalam satu minggu dimana aku tidak keluar karena di hari tersebut aku mencuci pakaianku dan menunggunya sampai kering, karena aku tidak memiliki pakaian kecuali satu pakain itu, jadi aku tidak bisa keluar kemana-mana."
Mendengar jawaban tersebut sayyidina Umar bin khottob sangat terharu dan menangis karena ada hakim atau gubernur yang sangat amanah.
Semoga kisah ini bermanfaat...
No comments:
Post a Comment