21 January 2014

Kekeliruan Dalam Melakukan Perubahan

Tahun 2013 telah berlalu. Eforia dan liburan tahun baru sudah usai. Kita semua kembali pada pekerjaan dan rutinitas sehari-hari. Tahun 2014 hadir dengan berbagai problema dan tantangan baru. Kesuksesan di tahun lalu tidak menjadi jaminan kesuksesan di tahun depan.
Hal ini dapat terlihat dan terasakan dengan sangat jelas di dunia telekomunikasi. Merek-merek yang dulu menjadi bintang kini telah meredup diganti bintang baru. Kita masih ingat bagaimana merek-merek telepon seluler yang dulu sedemikian digandrungi kini mulai ditinggalkan.
Teknologi memang selalu berubah dengan kecepatan tinggi, membuat pilihan ‘teranyar’ yang dibuat kemarin menjadi usang saat ini. Ekonomi bergejolak meningkatkan tekanan dan suhu di berbagai perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan harus terus melakukan re-organisasi, sehingga menjadi acara tahunan. Menjadi hal yang lumrah jika pelanggan jika senantiasa menuntut "lebih baik, lebih cepat, lebih murah". Itulah realitas dunia saat ini. Sukses hanya akan diraih oleh agen-agen perubahan yang menyimpan energi dan keuletan saat berhadapan dengan tsunami perubahan ini.
Namun tak sedikit agen perubahan yang gagal dalam melaksanakan misinya. Apa saja kesalahan mereka? Para ahli bidang perubahan merumuskan setidaknya ada lima kesalahan yang kerap dilakukan para agen perubahan, yaitu:
1.       Lebih mementingkan strategi daripada orang-orang
Pemimpin dapat mengembangkan strategi yang disusun yang menekankan pentingnya melakukan perubahan. Tapi upaya perubahan organisasi sering gagal bukan karena strategi yang buruk namun hampir selalu karena masalah "orang". Jika banyak individu dalam organisasi yang tidak setuju, tidak terlibat dalam mengembangkan rencana strategis, dan tidak meyakini pesan yang disampaikan pemimpinnya, maka perubahan tidak akan berhasil.
2.       Lebih menekankan logika daripada emosi
 Karyawan tentu saja perlu memahami realitas pasar yang merupakan kekuatan utama pendorong perubahan. Mereka perlu tahu fakta konsekuensi jika tidak berubah. Apa untungnya bagi saya? Bagaimana hal ini mempengaruhi pekerjaan saya dan keamanan saya? Apa keterampilan baru yang perlu saya pelajari?Tapi yang lebih penting daripada fakta-fakta adalah kemampuan untuk menempatkan fakta-fakta dalam konteks yang bermakna dan memberikan mereka dampak emosional. Itulah sebabnya pemimpin yang bercerita adalah komunikator yang kuat. Cerita menciptakan konteks, memberikan fakta juga makna, dan berbicara langsung dengan emosi.
3.       Mengutamakan kata-kata daripada perilaku
 Semua agen perubahan harus menyadari bahwa sesungguhnya perilaku Anda lebih persuasif daripada apa yang Anda katakan. Banyak eksekutif yang sibuk meyakinkan bawahannya dengan retorika yang bertentangan dengan perilaku kepemimpinannya. Jika pesan yang disampaikan adalah "Mari kita semua bekerja sama!" Namun karyawan melihat bahwa pemimpin senior tidak bekerja sama dengan baik, pesan kolaborasi tidak akan sampai.
4.       Mementingkan saluran komunikasi formal daripada jaringan informal
 Kita memerlukan arahan dari pemimpin senior yang ditulis dengan baik dalam pidato tertulis, newsletter, internal office memo, dll. Namun, organisasi adalah campuran struktur hirarki dan jaringan informal. Saat ini interaksi sosial dan jaringan informal merupakan saluran hingga 70% dari semua informasi organisasi. Saat ini, komunikasi melalui media sosial lebih cepat dan lebih berpengaruh daripada komunikasi formal. Masih sedikit pemimpin menyadari kekuatan komunikasi informal dan masih bersikukuh dengan jaringann formal.
5.       komunikasi verbal dianggap lebih kuat daripada komunikasi non-verbal
 Saat ini makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kunci sukses komunikasi perubahan dapat ditemukan dalam bentuk sinyal yang biasanya diabaikan, terutama nada suara dan bahasa tubuh. Semua pemimpin mengekspresikan antusiasme, kehangatan, keyakinan, arogansi, ketidakpedulian, dan ketidaksenangan melalui ekspresi wajah, gerak tubuh. Oleh karena itu pemimpin yang sukses sangat menyadari pentingnya segala sesuatu yang dikomunikasikan bukan yang dikatakan.
Demikian lima hal yang penting untuk diperhatikan oleh para agen perubahan agar mampu menghadapi badai perubahan sedahsyat apapun bahkan menungganginya menjadi kendaraan menuju sukses. Selamat berjuang menghadapi tahun 2014.
Oleh : Dr. HC Ary Ginanjar Agustian

No comments:

Post a Comment