29 December 2013

Jika Anda Merasa Sombong atau Sedih, Anda Wajib Membaca Artikel ini

Kenapa Anda Begitu Sombong
Apakah dengan segala kekurangan ini, Dia menjelma menjadi Gadis kecil yang sombong, emosional, rendah diri????
Bagaimana dengan kita…yang secara fisik tidak ada kekurangan, tapi apakah perilaku batin kita bisa jauh lebih baik dari gadis kecil ini???






NabiMuhammad Saw telah bersabda:
"Bersumber dari Abdullah bin Mas'ud r.a dari Nabi s.a.w beliau bersabda: "Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya ada sedikit rasa takabur." Seseorang berkata: "Sesungguhnya seorang laki-laki akan senang jika pakaiannya indah dan sandalnya bagus." Nabi bersabda: "Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan suka keindahan. Takabur adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia." (H.R. Muslim)

Siapa yang merasa dirinya tawadu', benar-benar dia telah takabbur. Sebab tiadalah dia merasa tawadu' kalau bukan karena sifat tinggi darinya. Maka kapan saja engkau merasa dirimu tinggi, maka engkau sudah benar-benar
takabur." Tawadu' memang suatu sifat terpuji bagi orang-orang saleh. Merendahkan diri (tawadu') adalah hasil dari ibadah.
Merendahkan diri kepada Allah. Merasa kecil dan rendah dihadapan Allah Rabbul 'Alamin. Kepada sesama hambapun manusia harus tawadu', tidak angkuh dan ujub karena menjadi hamba Allah yang taat menjalankan ibadah, dan patuh atas semua perintah dan larangan-Nya.

Merasa diri tawadu termasuk sifat yang angkuh (kibir). Apalagi sifat tawadu'
dipamerkan kepada orang lain, maka jadilah perbuatan ini riya'.
Sifat tawadu perlu dimiliki oleh setiap muslim yang saleh, akan tetapi
tempat tawadu' itu didalam hati. Kalau tawadu itu nampak diluar diri
seseorang, itulah akhlakul mahmudah. Karena tawadu' adalah termasuk akhlak
terpuji bagi manusia beriman. Dalam pergaulan dengan sesama manusia, maka orang pun hendaknya memiliki perasaan tawadu'.
Sifat tawadu' akan menghindari manusia merasa lebih dari yang lain. Merasa lebih salah, lebih kaya, lebih berderajat, dan berpangkat, lebih cantik, lebih kuat, dan kelebihan lainnya. Merasa lebih membuat manusia lebih angkuh. Sedangkan keangkuhan itu menurut hadits Rasulullah SAW :
 "Al-Kibru batrul haqqi wa gamtun nasi" (Sombong itu menolak kebenaran, dan merendahkan manusia... (HR. Muslim)

Selanjutnya Syekh Ataillah mengatakan:
"Bukanlah yang dinamakan tawadu' itu, apabila orang yang tawadu' merasakan ia harus berada diatas apa yang ia lakukan. Akan tetapi yang dinamakan tawadu' adlah orang yang ketika tawadu' merasakan bahwa dia berada dibawah apa yang ia lakukan."

Menurut Syekh Asy-Syibli, ”orang yang merasa dirinya berharga, atau minta
dihargai, maka ia bukan orang yang tawadu”'.
 Selama kita masih merasa adaorang yang melebihi dirinya, maka sifat ini termasuk sifat sombong. Sedangkan orang yang tawadu', umumnya sabar, tidak dendam, jauh dari emosi, pandai menahan diri, tidak tamak, tidak merasa besar dan super. Hamba Allah yang tawadu' tidak merasa memiliki kelebihan apapun, tidak merasa kemuliaan. Tawadu' baginya adalah sifat dan watak yang harus dimiliki oleh setiap muslim.

Syekh Ataillah mengingatkan: "Hakikat tawadu' adalah bertawadu'nya seseorang
karena melihat keagungan Allah dan sifat-sifat- Nya."

Sebenarnya tawadu' itu hanyalah sifat terpuji yang tersimpan dalam hazanah
kalbu seorang hamba Allah. Ia tidak menunjukkan sifat-sifatnya itu. Ia hanya
meneladani akhlak Rasulullah SAW. Ia sendiri tidak merasa memiliki sifat
tersebut, karena yang ia pakai dan tiru adalah sifat Rasulullah SAW.

Syekh Ahmad Ataillah menegaskan: "Tidak ada yang dapat mengeluarkan engkau dari sifat angkuh, kecuali engkau memperhatikan sifat-sifat Allah."
Kekuasaan Allah adalah sifat yang ada pada-Nya. Dia bersifat Maha Kuasa.
Selama manusia tidak memperhatikan sefat-sifat kemuliaan yang ada pada
Allah, selama itu pula ia merasa lebih dari manusia lainnya dan dengan sifat
itu ia telah takabur.

Sifat tawadu' patut dimiliki oleh setiap Muslim, karena sifat itu adalah
sifat yang diteladani dari sifat utama Nabi Muhammad SAW. Sifat ini adalah
bagian dari Akhlakul Mahmudah.

Nabi Muhammad SAW mengingatkan, "Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku, agar bertawadu'lah kalian, sehingga tak seorangpun menyombongkan dirinya kepada yang lain, atau seorang tiada menganiaya kepada yang lainnya." (HR. Muslim)


Doa
Memohon kekuatan Dzikir,
Syukur dan Ibadah dengan baik

اللهم أعني على ذكرك وشكرك، وحسن عبادتك

“Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika’"
Artinya: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz,“Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu. Maka janganlah kamu lupa untuk membaca doa di setiap akhir shalat: ‘Allahumma a’innii ‘ala dzikrika wa syukrika, wa husni ‘ibaadatik.’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu).” (HR. An Nasa’i [1303]  dan Ahmad [21614]  Sahih Sunan Abu Dawud. )

Kebahagiaan itu datangnya sulit, perginya begitu sangat mudah,tapi sebaliknya kesedihan itu datangnya begitu mudah tapi perginya begitu sulit. Agar ketika kebahagian datang, manusia tak menjadi sombong. Atau, ketika duka menyapa, manusia tak menjadi habis harapan. Sebab, sesungguhnya melalui jalan ini Allah menolong manusia untuk selalu melihat hidupnya secara seimbang. Bahwa hidupnya terselenggara bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi selalu ada Allah yang berdaulat. Dan, bahwa manusia hidup bukan hanya untuk menikmati dunia, tetapi bahwa ada urusan kekekalan yang harus dipersiapkan sekarang (By Ahmad Supriadi).


No comments:

Post a Comment