HADRATUS SYAIKH MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
Terjemah Kitab “Adabul ‘Alim wal Muta’alim” Karya Hadlratus
Syaikh
Hadratus Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari Rahimahullahu Ta’ala adalah
salah satu tokoh dari sekian banyak ulama’ besar di Indonesia. Biografi tentang
kehidupan beliau telah banyak ditulis. Beliau dididik dan tumbuh berkembang di
lingkungan pesantren. Bahkan sebagian besar waktu beliau dihabiskan untuk
belajar dan mengajar di pesantren dan beliau juga banyak mengatur kegiatan yang
sifatnya politik dari pesantren.
Pemikiran
pendidikan Hadratus Syaikh sejatinya lebih menitik beratkan pada persoalan hati. Sehingga yang menjadi
perhatian dalam menuntut ilmu adalah yang pertama niat yang tulus dan yang kedua
semata-mata hanya mengharap ridla Allah swt.
Di sisi lain, pemikiran beliau
adalah mengetengahkan nilai-nilai estetis yang bernafaskan sufistik. Hal ini nampak
dalam pandangan beliau bahwa
keutamaan ilmu yang s angat istimewa adalah bagi orang yang
benar-benar lillahi ta'ala.
Di sampingitu, ilmu dapat diraih
bilamana orang yang mencari ilmu tersebut suci dan bersih dari segala macam
sifat yang tercela dan juga aspek-aspek
duniawi
Hadratus Syaikh memandang bahwa keberhasilan pendidikan tidak
lepas dari pendidikan akhlak atau moralitas. Sehingga penekanan terhadap
moralitas adalah tujuan utama dalam kaitannya dengan pendidikan, baik
pendidikan secara formal maupun informal.
Dengan demikian, terlihat jelas
bahwa sosok Hadratus Syaikh mempunyai perhatian
khusus terhadap penyebaran ilmu dan
pendidikan. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan
merupakan sarana penting dalam mensosialisasikan keutamaan dan kebersihan jiwa
serta pikiran, termasuk sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kitab Adabul
‘Alim wal Muta’alim keseluruhannya meliputi 8 bab yaitu :
1.
Keutamaan ilmu dan keilmuan
2.
Etika seorang murid dalam belajar
3.
Etika murid terhadap guru
4.
Etika murid terhadap pelajaran
5.
Etika seorang guru terhadap pribadinya
sendiri
6.
Etika guru saat mengajar
7.
Etika guru terhadap murid
8.
Etika terhadap sumber ilmu (kitab)
atau literatur dalam proses pembeljaran
Hadratus
Syaikh mengawali pembahasan kitab Adabul ‘Alim wal Muta’alim dengan
mengutip ayat Al Qur’an dan Hadith kemudian barulah dijelaskan dengan singkat
dan jelas. Tujuan dari didapatkannya ilmu pengetahuan adalah mengamalkannya.
Sehingga ilmu yang dimiliki dapat bermanfaat bagi orang lain sebagai bentuk
amal jariyyah bagi kehidupan di akhirat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menuntut ilmu yaitu seorang murid harus benar-benar memiliki hati yang suci,
jangan mengharapkan hal-hal duniawi apalagi menyepelekan suatu ilmu. Serta bagi
seorang guru, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu meluruskan niatnya dalam
mengajar, tidak mengharapkan imbalan dan materi, serta yang diajarkan harus
sesuai dengan perbuatannya.
Belajar
adalah suatu proses ibadah untuk mendapatkan ridho Allah swt untuk mengantarkan
seseorang menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, bukan hanya menghilangkan
kebodohan tetapi juga dengan niatan yang suci untuk melestarikan nilai-nilai
keislaman.
Di dalam
bab awal, KH Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Adabul ‘Alim wal Muta’alim
menerangkan bahwa keutamaan menuntut ilmu yaitu mempunyai derajat yang tinggi.
Hal ini termaktub dalam surah Al Mujadalah ayat 11 yang artinya “Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
beerilmu beberapa derajat”( Al Mujadalah : 11).
Hal-hal
yang menjadi fokus dalam kajian kitab Adabul ‘Alim wal Muta’alim, dapat
dikelompokkan menjadi 4 kajian utama yaitu etika seorang guru terhadap
pribadinya sendiri, etika seorang guru di dalam proses belajar mengajar, etika
seorang guru terhadap murid, dan etika terhadap alat pembelajaran/literatur.
Kitab Adab al Alim wa al Muta’allim fima Yahtaj ilah al Muta’alim fi
Ahuwal Ta’allum wa ma Yataqaff al Mu’allim fi Maqamat Ta’limih. Tatakrama
pengajar dan pelajar. Berisi tentang etika bagi para pelajar dan pendidik,
diterbitkan oleh Maktabah at-Turats al-Islamy Tebuireng. Di akhir kitab
terdapat banyak pengantar dari para ulama, seperti :
1.
Syaikh Said
bin Muhammad al-Yamani guru di Masjidil Haram, Imam bermadzhab Syafii
2.
Syaikh Abdul
Hamid Sinbal Hadidi guru besar di Masjidil Haram, bermadzhab Hanafi
3.
Syaikh Hasan
bin Said al-Yamani guru besar Masjidil Haram
4.
Syaikh
Muhammad Ali bin Said al-Yamani
To be
Continued..............
No comments:
Post a Comment