JOMBANG – Perpustakaan Yusuf Hasyim memiliki banyak peninggalan
bersejarah bagi umat muslim di Nusantara. Salah satunya adalah kitab-kitab yang
ditulis KH Hasyim Asy’ari, pendiri pondok pesantren Tebuireng Jombang. Tak
hanya itu, kitab-kitab yang sering digunakan KH Hasyim Asy’ari juga masih
tersimpan rapi di dalam perpustakaan itu.
Deretan kitab-kitab tua itu berjajar rapi di dalam rak berukuran
2 X 4 meter persegi. Terletak di ruang paling belakang perpustakaan Yusuf
Hasyim, kitab-kitab yang sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun itu
terlihat masih utuh. Meski di ujung-ujung kitab, sedikit banyak mulai dimakan
hama pengerat.
Kendati demikian, tidak ada satu lembar pun tulisan yang hilang
atau sulit untuk dibaca. Seluruh goresan tinta pendiri organisasi Nahdlatul
Ulama ini masih nampak terang tanpa ada satu kalimat atau ayat yang memudar.
Entah apa yang menjadi penyebab kitab-kitab itu masih begitu kuat.
”Ada sekitar 20 kitab tulisan tangan KH Hasyim Asy’ari yang
tersimpan di perpustakaan ini. Seperti rangkuman ayat Al Quran dan Hadist.
Kemudian cara menjadi santri yang benar dan beberapa kitab lainnya,” ujar
Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Lukman Hakim kepada Okezone,
Selasa (7/6/2016).
Sebanyak 20 kitab yang ditulis tangan oleh KH Hasyim Asy’ari
ini, diantaranya berisi ajaran tasawuf dan akhlak. Seluruhnya, selalu diajarkan
kepada para santri yang mondok di Tebuireng. Selain 20 kitab tulisan tangan
kakek Gus Dur itu, ada ratusan kitab lain yang berusia sangat tua. Kitab-kitab
tersebut adalah kitab yang digunakan KH Hasyim Asy’ari selama mengajar di pesantren
Tebuireng.
”Kalau peninggalan kitab yang digunakan untuk mengaji di
Tebuireng ada banyak sekali. Sekitar 400 jilid yang berusia tua. Seperti Ihya
Ulumuddin, Tafsir dan Hadist. Karena KH Hasyim dulu memang sangat sering
mengajarkan hadits kepada santri-santrinya. Utamanya hadist dari Bukhori dan
Muslim,” paparnya.
Selama ini, kitab-kitab KH Hasyim Asy’ari memang disimpan oleh
pihak pondok di perpustakaan dan jarang dikeluarkan. Hal itu semata-mata hanya
untuk menjaga keutuhan kitab tersebut. Mengingat, kitab-kitab itu merupakan
peninggalan yang sangat berharga dan tidak ternilai.
”Itu semua merupakan hasil pemikiran KH Hasyim Asy’ari, sehingga
memang kita lakukan perawatan yang cukup intensif dan tidak pernah dikeluarkan.
Terkecuali jika memang ada momentum tertentu, itupun sangat jarang juga,”
paparnya.
Sumber : okezone.com
No comments:
Post a Comment