03 June 2016

Kesedihan Mbah Kyai Hasyim Asy'ari

Suatu ketika KH Hasyim Asya’ari silaturrahim ke sahabat-sahabatnya di Kajen Pati Jawa Tengah. Antara lain Kyai Thohir, KH Salam, dan lainya.

Silaturrahim ke Kyai Salam diantar oleh Kyai Thohir. Didapatinya Kyai Salam tengah mengajar anak-anak kecil yang masih belajar membaca Al-Quran. Kyai Hasyim bersembunyi untuk beberapa saat, menunggu sampai mengajinya selesai. Barulah kemudian muncul dan bercengkerama dengan Kyai Salam.

Usai silaturrahim ke Kyai Salam, tampak wajah Kyai Hasyim sedih. Seperti ada duka mendalam tampak di wajahnya.

"Kyai, ada apa gerangan? Kenapa jenengan (Anda) bersedih?" Tanya Kyai Thohir.

"Bagaimana tidak sedih. Saya melihat Kyai Salam beliau begitu istiqomah mengajar anak-anak kecil."

"Lalu?"

"Saya rindu mengajar anak-anak kecil seperti Kyai Salam."Jawab Kyai Hasyim.


Tentu saja Kyai Thohir keheranan. Seorang Kyai besar seperti Kyai Hasyim Asy’ari, Raisul Akbar NU yang memiliki gelar Hadratus Syaikh (Maha Guru yang  Mulia), yang murid-muridnya adalah para Wali dan menjadi Ulama-Ulama besar, yang menurut catatan sejarah bahwasanya pada tahun 1942 tercatat ada sekitar 25.000 (dua puluh lima ribu) ulama dan kyai pernah belajar kepada beliau. Dan beliau masih rindu mengajar anak-anak kecil. Konon mengajar anak-anak kecil memiliki keutamaan yang sungguh besar.

(Diceritakan kembali oleh KH Yahya Cholil Staquf, saat mengisi Mauidhoh Hasanah di Haflah Maulid Nabi dan Haul Kyai Nawawi dan Masyayikh di Madin Nawawiyyah Tasik Agung Rembang, Sabtu 5 Februari 2011