Di Kabupaten Jember ada beberapa tokoh yang sering di ziarahi
banyak orang, diantara makam ulama yang
paling ramai serta paling banyak di kunjungi masyarakat di kabupaten Jember yang
Pertama : Makam Habib Sholeh bin
Muhsin Al-Hamid Tanggul Jember
Kedua : Makam Mbah Kyai Muhammad
Shiddiq Jember Kota
Ketiga : Makam Mbah Kyai Hafid Nogosari Rambipuji Jember
KH Ahmad Hafiduddin bin Usman Basyaiban, yang lebih dikenal dengan
sebutan Mbah Kyai Hafid Nogosari (gelar Nogosari karena beliau
tinggal dan juga wafat di desa Nogosari) beliau berasal dari Desa Brongkal
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Ayah beliau sendiri bergelar Kyai Ageng
Usman berasal dari mataram dan masih ada keturunan dengan Raden Fatah sekaligus
juga keturunan Prabu Brawijaya Majapahit, Kyai ageng Usman sendiri makamnya ada
di pemakaman Gribik malang.
Kyai Hafid pada waktu masih muda selain belajar ilmu agama kepada
ayahnya sendiri juga menimba ilmu agama kepada KHR Khozin bin Khoiruddin bin
Ahmad Al-Adhomat Khon Siwalan Panji Sidoarjo, yang kelak juga menjadi
mertuanya. Setelah bebarapa tahun beliau belajar kepada Mbah Kyai Khozin, Kyai
Hafid berangkat menimba ilmu di Mekkah kurang lebih selama tujuh tahun. Menurut
salah satu sumber dari Almarhum mbah Kyai Ibrohim Pasuruan (teman mondok Mbah
Kyai Hafid) bahwasanya menurut beliau jika Kyai Hafid juga berguru kepada Mbah
Kyai Muhammad Kholil bin Abdul Lathif Bangkalan selama kurang lebih 16 tahun.
Sepulang dari belajar ilmu agama di Mekkah Kyai Hafid kembali
mengabdi kepada gurunya Kyai Khozin di Siwalan Panji, dan beliau pun di ambil
menantu oleh Kyai Khozin dan dinikahkan dengan putrinya Nyai Muhsinah
binti Kyai Khozin.
Di kisahkan oleh Kyai As’ad Syamsul Arifin Situbondo merupakan
teman Kyai Hafid dan juga sama-sama santri dari Mbah Kyai Khozin. Bahwasanya
suatu ketika Kyai Khozin menyatakan ini calon Walinya Allah sambil menunjuk
kepada Kyai Hafid yang masih muda. Cerita diatas disampaikan oleh Kyai As’ad
pada waktu memperingati acara 40 harinya wafatnya Kyai Hafid Nogosari.
Setiap hari minggu beliau Mbah Kyai Hafid Nogosari
mengadakan pengajian kitab tafsir secara umum yang banyak di hadiri oleh
masyarakat dan kyai-kyai sekitar kecamatan Rambipuji. Beliau sangat memegang
teguh ilmu syariat. Ketika membaca ayat-ayat suci al-Quran suara beliau sangat
tartil, merdu dan sangat fasih, beliau sangat hati-hati dan benar-benar
menerapkan ilmu tajwid seuai makhorijul hurufnya. Begitu juga ketika
beliau membaca aurad dzikir-dzikir beliau membacanya dengan cara perlahan,
jelas, fasih, tidak terburu buru, karena bahasa arab beda pengucapan artinya
bisa jauh berbeda.
Amalan utama Mbah Kyai Hafid, yang menjadi dasar hidup yang sangat
di pegang teguh ada 2 hal, yaitu :
1. Mengerjakan wudlu di usahakan dengan sesempurna mungkin
2. Mengerjakan shalat di usahakan dengan sesempurna mungkin
Kemulian seorang hamba di hadapan Allah di ukur oleh ketakwaanya,
ukuran ketakwaan seeorang tergantung kualitas shalatnya. Ukuran kualitas
shalatnya seseorang tergantung dari kualitas wudlunya. Semakin manusia dekat
dengan Tuhanya maka semakin baguslah shalatnya, shalat yang bagus karena orang
tersebut senantiasa memperhatikan wudlunya. shalat adalah gerbang ma'rifat
menuju mihrab ilahi rabbi,
dan wudlu adalah kuncinya.
Maka jika seseorang ingin merubah prilakunya maka ubahlah cara
shalatnya, dari shalat yang biasa-biasa di usahakan menjadi shalat yang
berkualitas. Untuk bisa melakukan shalat secara berkualitas maka perlu di ubah
cara wudlunya, dari cara wudlu yang biasa-biasa saja di usahakan wudlu sesempurna
mungkin.
Sampai-sampai Mbah kyai Hafid ketika akan melaksanakan shalat
beliau berdandan terlebih dahulu, memakai minyak wangi, memakai celak, memakai
jam tangan, memakai sarung paling bagus, pakainpaling bagus, jubahpaling bagus,
serban yang paling bagus. Dan beliau beliau senantiasa mengerjakan shalat lima
waktu secara berjamaah. Sehingga apabila ada santri atau salah satu keluarga
beliau sendiri yang tidak shalat berjamaah maka beliau tidak segan-segan untuk
memberikan hukuman.
Karomah-karomah beliau
Beliau tidak hanya terkenal dengan kealimnya tapi juga dengan
kekeramatanya, banyak orang yang sowan kepada beliau minta sambung barokah doa,
mulai dari habib, ulama, kyai, masyarakat umum dan orang-orang non muslim, juga
orang-orang tionghoa atau china. Habib Muhammad bin Ali Al-Habsy dari Ketapang
Probolinggo sendiri sangat menghormati Mbah Kyai Hafid Nogosari, sampai-sampai
karena ta’dzimnya Habib Muhammad beliau tidak berani duduk dihadapanya tanpa
seizin Mbah Kyai Hafid.
Menurut beberapa sumber yang bisa dipercaya salah satu kekeramatan Mbah Kyai Hafid yang luar biasa
yang Allah anugrahkan bahwasanya beliau sering dirawuhi (di kunjungi)
Rasulullah secara yaqdlohsecara
sadar. Kejadian ini sering
terjadi kepada orang-orang yang sudah menjadi pilihan Allah, yang memiliki
tingkat mahabbah billah serta mahabbah birrasul yang tinggi.
Suatau hari sekitar tahun 1975 Mbah Kyai Hafid kedatangan tamu
istimewa dari Brongkal Malang, yang tidak lain adalah adik kandung beliau
sendiri yang bernama KH. Muhammad Kholil bin Usman (Mbah Kholil Brongkal) yang
rencana mau pamitan kepada sang kakak untuk menunaikan ibadah Haji.Belum sempat
kyai Kholil masuk rumah tiba-tiba Kyai Hafid sudah keluar untuk menyambut sang
adik langsung menciuminya dan memeluknya begitu lama sambil beliau menangis,
dengan suara gemetar Mbah Kyai Hafid mengucapkan waktunya sudah tiba – waktunya
sudah tiba. Ternyata sang adik tercinta di panggil oleh Allah dan di makamkan
di mekah.
Ada suatu kisah yang menarik, suatu hari Pak Sholeh sowan kepada
Mbah Kyai Khotib Abdul Karim Curah Kates- Ajung Jember yang juga terkenal
kekeramatanya, banyak yang mengatakan jika Kyai Khotib adalah seorang
Waliyullah.
“Namamu siapa dan darimana”? tanya Kyai Khotib
“Nama saya Sholeh dari Nogosari Kyai”, jawab sang tamu
Kamu beruntung tinggal di Nogosari, disitu ada wali agung yang
masih hidup dan kedudukanya lebih tinggi dari saya, kyai Hafid itu adalah
qutub. Begitu kata Mbah kyai Khotib kepada pak sholeh.
Ucapan beliau yang terkenal dan di ketahui banyak orang, bahwasanya beliau Mbah Kyai Hafid pernah berkata “saya mengetahui jumlah para wali-waliNya Allah di dunia ini, lokasi atau tempat dimana mereka tinggal, saya mengetahui mereka semua tetapi mereka tidak mengetahui saya”.
Suatu ketika mbah Kyai Hafid di depan rumah beliau, tiba-tiba Kyai
Hafid berteriak-teriak memanggil Wahyu...... Wahyu.... kamu segera kesini.
Wahyu adalah Khadam sekaligus santrinya Mbah Kyai hafid
“Ada apa Mbah Kyai” ? tanya Wahyu
“Sebentar lagi akan ada peristiwa besar, aku melihat di langit ada
tulisan besar Lailaha illa
Allah Muhammadur Rasulullah, yang
arahnya dari pasuruan tepatnya di lokasinya Kyai Hamid Pasuruan, dan aku juga
punya tulisan itu berada atasku”.Jawab Kyai Hafid.
Tidak berapa lama peristiwa besar tersebut terjadi, sang bumi
bersedih karena seorang pelayan umat yang penuh dengan kekeramatan yang di
cintai Allah KH Abdul Hamid Pasuruan menghadap kepada sang Kholiq. Tidak
berselang lama dari meninggalnya Kyai Hamid Pasuruan, Mbah Kyai Hafid pun
menyusul menghadap keharibaan ilahi Rabbi pada hari/tanggal Senin 27 Shafar
1406 H, dalam usia kurang lebih 105 tahun dan meninggalkan 12 putra-putri, dan
diantaranya yang masih hidup : KH Nur Ali Yasin, Kyai Imam Ahmad Nur Sadah, dan
Kyai Hasan.
By Admin : http//:Istana99kupu.blogspot.co.id
Semoga
bermanfaat