سُورَة الْأَنْعَام
SURAT AL-AN’AM
(Binatang Ternak)
Surah al-An’am adalah surah
ke-6 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 165 ayat dan termasuk pada
golongan surah Makkiyah, karena hampir seluruh ayat surah ini diturunkan di
Mekkah sebelum Hijrah.
Dinamakan al-An’am (Hewan Ternak) karena di dalamnya disebut kata al-An’am
dalam hubungan adat-istiadat kaum musyrik, yang menurut mereka
binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan mereka. Dalam surah ini juga
dikemukakan hukum berkenaan dengan hewan ternak tersebut. Menurut sejumlah
riwayat, keseluruhan ayat-ayatnya turun sekaligus. Pakar hadits, at-Tabrani
meriwayatkan, surah ini diantar oleh 70.000 malaikat dengan alunan tasbih.
Memang banyak riwayat menyatakan
seluruh ayat ini turun sekaligus. Persoalan yang diinformasikan riwayat itu
bukan persoalan ijtihad/nalar tetapi sejarah, bukan juga persoalan yang
berhubungan dengan hawa nafsu yang dapat mengantar kepada penolakannya, yang
bisa menjadikannya memiliki kelemahan. Karena itu, riwayat-riwayat tentang
turunnya seluruh ayat surah ini sekaligus pastilah mempunyai dasar yang dapat
dipertanggungjawabkan. Turunnya sekaligus ayat surah ini, tidak dijadikan
riwayat sebab nuzul beberapa ayat ditolak.
Dengan demikian, pada
hakikatnya surah ini bertujuan memantapkan tauhid dan ushuluddin, sekaligus
memantapkan kewenangan Allah swt., dalam segala persoalan. Dari sini pula wajar
jika dia turun sekaligus, tidak bertahap.
Adapun pokok-pokok isi yang
terkandung dalam surah seperti pada ayat 108 adalah larangan mengikuti adat
istiadat yang dibuat-buat oleh kaum Jahiliyah, dan larangan mencaci maki
berhala orang musyrik karena mereka akan membalas dengan mencaci maki Allah.
TAFSIR SURAT AL-AN’AM AYAT 1 – 6
بسم الله
الرحمن الروحيم
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ
ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
Segala puji bagi Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan
mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan
(sesuatu) dengan Tuhan mereka. (al-An’am ; 1)
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
Segala puji bagi Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi,
Allah Ta’ala berfirman dengan memuji diriNya yang mulia, menyanjung diriNya
atas penciptaan makhlukNya, langit, dan penciptaan bumi sebagai tempat tinggal
untuk hamba-hambaNya.
وَجَعَلَ
الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ
dan mengadakan gelap dan terang
Dia menjadikan pula adanya gelap dan terang yang bermanfaat bagi
hamba-hambaNya baik pada malam hari maupun siang hari.
Dalam ayat ini Allah menyebutkan kata gelap atau kegelapan dengan bentuk
jamak (الظُّلُمَاتِ)
sedangkan Dia menyebutkan kata terang dengan bentuk tunggal (النُّور).
Yang demikian itu karena kemuliaannya, yaitu bahwa satu cahaya lebih mulia
daripada banyaknya kegelapan. Hal ini sama halnya dengan penyebutan kata
kanan (الْيَمِين)
dengan bentuk tunggal, dan kata kiri (الشَّمَائِل)
degan bentuk jamak dalam firman Allah surat an – Nahl ayat 48 ;
عَنْ الْيَمِين وَالشَّمَائِل
ke kanan dan ke kiri
Dan juga firman Allah surat … yang menyebutkan jalan lurus (صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا)
dengan bentuk tunggal, sedangkan penyebutan jalan lain selain jalan lurus itu
dengan bentuk jamak (السُّبُل).
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا
تَتَّبِعُوا السُّبُل فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيله
Dan bahwa (yang kami perintahkan ini)
adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalannya (al-An’am ; 153)
Setelah penjelasan ringkas dan jelas tentang penciptaan langit dan bumi,
terang dan kegelapan, kemudian Allah berkata :
ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
namun orang-orang yang kafir
mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka
Dengan firman Allah di penutup ayat 1 surat al-An’am ini, Allah berkata
bahwa dengan semua penjelasan itu, sebagian hambaNya tetap saja kafir. Mereka
menjadikan sekutu – sekutu dan tandingan – tandingan bagi Allah. Mereka juga
menjadikan Allah memiliki istri dan anak. Maha Tinggi Allah dari semua anggapan
itu setinggi-tingginya.
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَى أَجَلًا
وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ
Dialah yang menciptakan kamu dari tanah,
sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada
pada sisi-Nya (yang dia sendirilah mengetahuinya), Kemudian kamu masih
ragu-ragu (tentang berbangkit itu). (al-An’am ; 2)
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ
Dialah yang menciptakan kamu dari tanah,
Yang dimaksud dengan menciptakan kamu dari tanah ini yakni Adam, yang
merupakan nenek moyang dan asal mereka. Bermula Adamlah kemudian mereka lahir
dan tersebar di timur dan barat.
ثُمَّ قَضَى أَجَلًا وَأَجَل مُسَمًّى عِنْده
sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang
ada pada sisi-Nya (yang dia sendirilah mengetahuinya),
Tentang firman Allah ini, Sa’id bin Jubair berkata, dari Ibnu Abbas :
ثُمَّ قَضَى أَجَلًا
sesudah itu ditentukannya ajal, yaitu ajal kematian.
وَأَجَل مُسَمًّى عِنْده
dan ada lagi suatu ajal yang ada pada
sisi-Nya, yakni akhirat. Demikian diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, Sa’id bin
Jubair, Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, Zaid bin Aslam, Athiyyah, As-Suddy,
Muqatil, Ibnu Hibban, dan selain mereka.
Dari Ibnu Abbas dan Mujahid tentang ayat tersebut :
ثُمَّ قَضَى أَجَلًا
sesudah itu ditentukannya ajal, yaitu masa dunia
وَأَجَل مُسَمًّى عِنْده
dan ada lagi suatu ajal yang ada pada
sisi-Nya, yaitu umur manusia sampai matinya.
Penafsiran seperti itu seakan mengambil dari firman Allah :
وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا
جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ
إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam
hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, Kemudian Dia
membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah
ditentukan, Kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan
kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. (al-An’am ; 60)
Sedangkan firman Allah :
وَأَجَل مُسَمًّى عِنْده
dan ada lagi suatu ajal yang ada pada
sisi-Nya
Firman Allah عِنْده yang berarti disisiNya, berarti tidak ada yang
mengetahuinya (tentang ajal itu) kecuali Dia.
Sebagaimana Firman Allah
إِنَّمَا عِلْمهَا عِنْد رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا
إِلَّا هُوَ
Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat
itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia. (al-A’raf ; 187)
Dan juga firmanNya
يَسْأَلُونَك عَنْ السَّاعَة أَيَّانَ مُرْسَاهَا فِيمَ أَنْتَ
مِنْ ذِكْرَاهَا إِلَى رَبّك مُنْتَهَاهَا
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya? Siapakah kamu (maka)
dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya
(ketentuan waktunya). (an-Nazi’at ; 42 – 44)
ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ
Kemudian kamu masih ragu-ragu.
As-Suddy serta yang lainnya mengatakan bahwa maksudnya adalah : kamu
sekalian masih meragukan tentang hari kiamat.
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ
سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
Dan dialah Allah (yang disembah), baik di
langit maupun di bumi; dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang
kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. (al-An’am ; 3)
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ
Dan dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi
Yakni Dialah Tuhan yang diseru, disembah baik di langit maupun di bumi.
Dialah yang disembah dan diesakan, diakui sebagai Tuhan yang berhak diibadahi
oleh semua yang ada di langit dan di bumi. Mereka menyembahNya dengan rasa
takut dan pebuh harap, kecuali sebagian dari golongan jin dan manusia yang
kafir.
Sebagaimana firman Allah
وَهُوَ الَّذِي فِي السَّمَاء إِلَه وَفِي الْأَرْض إِلَه
Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit
dan Tuhan (yang disembah) di bumi (az – Zikhruf ; 84)
Yakni Dialah Tuhan yang berhak disembah oleh semua yang ada di langit, dan
Dia pula Tuhan yang berhak disembah oleh seluruh yang ada di bumi
يَعْلَم سِرّكُمْ وَجَهْركُمْ
Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan
dan apa yang kamu lahirkan
وَيَعْلَم مَا تَكْسِبُونَ
dan mengetahui (pula) apa yang kamu
usahakan.
Yakni Dia Maha Mengetahui semua amalanmu, yang baik maupun yang buruk.
Referensi : AL-MISHBAHUL
MUNIR Fi Tahdzibi Tafsir Ibn Katsir Lil Imam al jalil ‘Imaduddin Abi al Fida
Isma’l bin ‘Umar bin Katsir I’dadu jamaatin minal ‘Ulama Bi isyrafi Syaikh
Shafiyyurrahman
KEUTAMAN DARI MEMBACA TIGA AYAT PERTAMA
DARI SURAT AL-AN’AM
Amalan agar Didoakan Para Malaikat - Berikut ini amalan yang dapat diamalkan yang bagi si pengamal
akan mendapatkan karunia ataupun keberuntungan sangat besar tak terkira.
Bagaimana tidak, bagi si pengamal yang mengamalkan amalan ini maka ia
akan didoakan para malaikat. Dan tentunya, doa malaikat akan senantiasa
dikabulkan oleh Allah. Karena itu mari kita berikhtiar dengan memperbanyak diri
dengan berdoa dan melakukan ibadah-ibadah dengan sebaik-sebaiknya agar
mendapatkan ridha Allah, malaikat dan nabi-nabiNya. Berikut amalan yang dimaksud: Yaitu membaca dengan istiqamah,
surah al-An'am, terutama 3 ayat pertama (Dikutip dari Kitab : Khazinatul
Asrar)
Dari anas bin malik berkata : Rosulullah
saw bersabda:
“Surat al an’am diturunkan bersama iring iringan malaikat yang menutupi arah
barat dan timur sambil menyairkan tasbih sehingga menutupi bumi. Dan rasul
pun mengucap maha suci tuhanku yang maha agung 3x.
Surat al an’am tidak diturunkan secara
berangsur angsur seperti surat surat lainya,namun surat al an’am diturunkan
sekaligus.
Addarimi meriwayatkan musnadnya dari umar
bin khatab ra berkata : surat al an’am adalah termasuk surat pilihan, dan
merupakan pembukaan kitab taurot,sedangkan penutub taurot adalah surat hud.
Ibnu abbas mengatakan: ketiga ayat itu
diturunkan Allah sendiri untuk memuji zatNYA sendiri sebagai sanggahan dari
segolongan manusia bahwa Allah mempunyai anak,dan anggapan bahwa malaikat
adalah putri Allah(HR.ibnu jarir)
Ats Tsalabi meriwayatkan dari jabir dari
Nabi SAW bersabda:
“Barang siapa membaca tiga ayat permulaan surat al an’am maka Allah
mewakilkan 40 ribu malaikat agar mencatat kebaikan ibadah mereka untuk dia
sampai hari kiamat.
Dan turunlah malaikat dari langit ke tujuh yang membawa tongkat besi, bila
syaithon hendak menggodanya maka alloh memerintahkan malaikat itu agar
memukulnya,maka antara mereka dan setan terdapat 70 benteng. Apabila hari
kiamat telah tiba maka ALLaH yang maha berkah dan maha luhur
berfirman”berjalanlah pada naunganKu,pada hari itu tidak ada naungan
kecuali naunganKu.Dan makanlah dari buah buahan surgaKU,minumlah dari
telaga kautsar dan mandilah dengan air salsabil,maka kau adalah hambaku dan AKU
adalah Tuhanmu.
Al-‘Aufi, Ikrimah, dan ‘Atha meriwayatkan dari Ibnu Abbas : Surat Al-An’am
diturun kan di Makkah.
Ath-Thabrany meriwayatkan dari Ibnu Abbas : Surat Al-An’am turun di Makkah
pada waktu malam hari dengan sekaligus, dan bersama turunnya diiringi 70.000
Malaikat yang mengumandangkan tasbih di sekiarnya.
As-Suddy meriwayatkan dari Murrah dari Abdullah : Surat Al-An’am turun
dengan diiringi 70.000 Malaikat.
No comments:
Post a Comment