Hasil survei Alvara Research Center menyatakan
masyarakat muslim di kota besar di Indonesia lebih memiliki kedekatan dengan
Nahdlatul Ulama ketimbang organisasi Islam lain. Sebanyak 58,8 persen dari
1.440 responden di sepuluh kota besar memilih NU sebagai referensi dalam
kehidupan beragama mereka.
"Angka tersebut jauh dari Muhammadiyah di urutan kedua," kata Kepala Peneliti Alvara Research Center, Hasanuddin, di Restoran Bumbu Resa, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Juni 2014. Hasanuddin mengatakan masyarakat muslim kota yang memilih Muhammadiyah hanya 9,2 persen.
Hasanuddin mengungkapkan hanya sedikit responden yang mengaku memiliki kedekatan dengan organisasi Islam selain NU dan Muhammadiyah. Persatuan Islam, misalnya. "Hanya 0,7 persen responden mengaku dekat dengan ormas ini," katanya.
Persentase kedekatan dengan organisasi lainnya, kata Hasanuddin, bahkan lebih kecil lagi. Tak banyak responden yang mengaku dekat dengan :
"Angka tersebut jauh dari Muhammadiyah di urutan kedua," kata Kepala Peneliti Alvara Research Center, Hasanuddin, di Restoran Bumbu Resa, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Juni 2014. Hasanuddin mengatakan masyarakat muslim kota yang memilih Muhammadiyah hanya 9,2 persen.
Hasanuddin mengungkapkan hanya sedikit responden yang mengaku memiliki kedekatan dengan organisasi Islam selain NU dan Muhammadiyah. Persatuan Islam, misalnya. "Hanya 0,7 persen responden mengaku dekat dengan ormas ini," katanya.
Persentase kedekatan dengan organisasi lainnya, kata Hasanuddin, bahkan lebih kecil lagi. Tak banyak responden yang mengaku dekat dengan :
1. Organisasi NU : 58,8 %
2. Organisasi Muhammadiyah : 9,2 %
3. Organisasi Persis 0,7 %
4. Organisasi LDII : 0,3 %
5. Organisasi HTI : 0,2 %,
6. Organisasi
FPI : 0,1 %
7. Dan Ormas lainya 0,4 %
Survei dengan margin of error 2,64 persen ini, kata Hasanuddin, dilakukan dengan metode wawancara. Survei berlangung pada 18-28 Mei 2014.
Survei dengan margin of error 2,64 persen ini, kata Hasanuddin, dilakukan dengan metode wawancara. Survei berlangung pada 18-28 Mei 2014.
Ada hal yang tidak kalah menarik. Tim survei juga menanyakan
kepada responden muslim kota apakah mereka mempraktikkan ritual tahlilan,
mauludan, qunut subuh, ziarah kubur dan berapa rakaat mereka menjalankan shalat
tarawih?
“Mayoritas muslim kota mempraktikkan ritual keagamaan seperti tahlilan 81,5%, mauludan 89,2%, qunut subuh 77,3% seperti biasa dilakukan warga nahdliyin. Namun untuk ziarah kubur hanya 48,7% yang mengaku menjalankannya,” kata Ihsan.
Yang lebih menarik lagi, meskipun mayoritas menjalankan ritual nahdliyin, sebagian besar muslim kota lebih memilih shalat tarawih-witir 11 rakaat (64,8%) dari pada 23 rakaat (35,2%.) Mengapa demikian? Kata Ihsan, karena merasa capek bekerja dan tidak punya waktu, orang muslim kota lebih memilih shalat tarawih yang rakaatnya sedikit.
“Mayoritas muslim kota mempraktikkan ritual keagamaan seperti tahlilan 81,5%, mauludan 89,2%, qunut subuh 77,3% seperti biasa dilakukan warga nahdliyin. Namun untuk ziarah kubur hanya 48,7% yang mengaku menjalankannya,” kata Ihsan.
Yang lebih menarik lagi, meskipun mayoritas menjalankan ritual nahdliyin, sebagian besar muslim kota lebih memilih shalat tarawih-witir 11 rakaat (64,8%) dari pada 23 rakaat (35,2%.) Mengapa demikian? Kata Ihsan, karena merasa capek bekerja dan tidak punya waktu, orang muslim kota lebih memilih shalat tarawih yang rakaatnya sedikit.
Sumber : nu.or.id
No comments:
Post a Comment