12 April 2014

Gus Dur Dan Bung Karno Orang Yang Paling Di Cintai Dan Di Rindukan Rakyat Indonesia

Mayoritas masyarakat Indonesia tak menyukai adanya sikap diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih sikap diskriminasi kerap menjadi pemicu terjadinya tindak kekerasan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) kepada 400 responden pada tanggal 14-17 Desember 2012, menyatakan bahwa mayarakat memilih :
1. Bung Karno Skor : 82 %, Di Cintai & Di Rindukan Rakyat Indonesia
2. Gus Dur Skor : 81 %, Di Cintai & Di Rindukan Rakyat Indonesia
3. Soeharto Skor : 75 %, Di Cintai & Di Rindukan Rakyat Indonesia
4. Megawati Skor : 52 %, Di Cintai & Di Rindukan Rakyat Indonesia
5. Habibie Skor  : 42 %, Di Cintai & Di Rindukan Rakyat Indonesia
6. Susila Bambang Yudoyono Skor  : 41%, Di Cintai & Di Rindukan Rakyat Indonesia


Publik menilai bahwa SBY kurang maksimal dalam melindungi keberagaman. Hal itu diketahui dengan sebanyak 67,5 persen publik menilai SBY belum maksimal, sementara 23,4 persen publik menyatakan SBY sudah maksimal. Untuk kedepan, mayoritas publik dengan 87,6 persen berharap calon presiden di 2014 mendatang dapat melindungi keberagaman di Indonesia.
"Dalam sejarah presiden Indonesia, publik menilai hanya Bung Karno dan Gus Dur yang surplus diatas 50 persen melindungi keberagaman primordial dan ideologis," kata Peneliti Senior LSI Adjie Alfaraby di Kantor LSI Jakarta, Minggu (23/12/2012).

Referensi : http://news.okezone.com/ read/2012/12/23/337/736116/ publik merindukan era bung karno dan gus dur

GUS DUR ADALAH ORANG YANG PALING DI CINTAI DAN SELALU DI RINDUKAN OLEH RAKYAT INDONESIA


Tulisan ini saya angkat atas kekaguman saya  pada Gus dur sosok ulama, sosok politikus yang sekuler, sosok negarawan. Terkadang saya sendiri kurang setuju terhadap beberapa pola pikir Gur dur yang selalu melawan arus dan cendrung dianggap merugikan umat islam . Tapi itulah Gus dur pola pemikirannya yang  jenius  jauh melesat. Sulit dicerna oleh orang awam seperti saya. Baru beberapa tahun kemudian apa yang dipikirkan Gus dur terbukti kebenarannya.
Kejeniusan Gus dur tak lepas dari khazanah bacaan yang terekam dalam otaknya maka tak heran Gus dur mampu menangkap dengan cepat dan cerdas sumber ilmu yang ia pelajari. Kecerdasan inilah yang kemudian oleh warga NU diyakini Gus dur memiliki ilmu LADUNNI (Ilmu yang diperoleh dari Alloh tanpa belajar ) bahkan ada yang meyakini bahwa Gus dur sosok Auliyaillah (wali) hingga saat ini Makam Gus dur di tebuireng masih ramai dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai pelosok di nusantara. Suatu hari seorang ulama ahli tarekat bernama Syech Nazhim al haqqani berkunjung ke Indonesia dan ditanya oleh jamaah “apakah Gus dur itu wali ? jawab Syech Nazhim al haqqani ‘Lihatlah nanti ketika Gus Dur meninggal, benar saja ketika Gus dur meninggal ribuan orang mengiringi prosesi pemakamannya dan makamnya tak pernah sepi di ziarahi oleh umat yang mencintai Gus dur.
Kelugasan dan kepolosan Gus Dur dalam membuat pernyataan merupakan kekuatan yang dimilikinya , namun tentu saja memiliki implikasi yang negatif bagi orang lain. Aroma mistis spritual selalu melekat dalam diri Gus Dur . Bisikan bisikan yang katanya merupakan “Suara Langit” selalu gus dur kemukakan hal tersebut bagi orang lain dapat diartikan menentramkan atau sebaliknya justru meremehkan dan membuat gerah orang. Gus dur kadang sulit dimbangi dengan langkah langkah taktisnya, sehingga terkesan emosional, meskipun demikian orang berusaha memakluminya  penyampaian gagasan dengan ceplas ceplos  dan humoris merupakan langkah jenius Gus dur melintas batas menembus ketegangan , gus dur sanggup menjalin silahturahim  dengan segala perbedaan perbedaan. 
Sebagai politikus dan pejuang Gus Dur selalu dapat membedakan antara urusan politik dan hubungan pribadi. Dia bisa keras, tegas, dan cenderung berkepala batu dalam sikap-sikap politiknya, tetapi selalu menjaga hubungan pribadi melalui silaturahmi yang selalu hangat dan bersahabat. Bukan hanya kawan politiknya yang diakrabi, tetapi lawan-lawan politiknya pun dihormati dengan silaturahmi. Kita tentu masih ingat nama Abu Hasan, pesaing Gus Dur dalam perebutan kursi Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU (1994) di Cipasung. Sebagai calon ketua umum yang menurut berita diskenariokan oleh kekuatan luar ( alat politik suharto ) untuk menjinakkan NU, Abu Hasan ngotot untuk menjadi Ketua Umum PBNU. Setelah kalah dalam pemilihan yang demokratis di muktamar Abu Hasan tidak mau terima. Dia pun membentuk PBNU tandingan dengan nama KPPNU. 
Namun berkat dukungan arus bawah dan para kyai kyia kampung  terhadap Gus Dur, meski memakan waktu agak lama, akhirnya KPPNU itu bubar tanpa komunike karena tak bisa bekerja tanpa dukungan umat. Yang mengharukan, setelah KPPNU runtuh dan PBNU di bawah Gus Dur berjaya, justru Gus Dur-lah yang datang pertama kali  bersilaturahmi ke rumah Abu Hasan tanpa mengungkit kelakuan dan cercaan-cercaan pedas yang pernah dilontarkan Abu Hasan terhadap dirinya. Dirangkulnya Abu Hasan sebagai sahabatnya. Ketika terjadi konflik PKB Jawa Timur yang melibatkan Kiai Fawaid. 
Saat itu Kiai Fawaid terpilih sebagai Ketua Dewan Syura PKB Jawa Timur, tetapi tidak ada kecocokan dengan Gus Dur dan Ketua PKB Jawa Timur Choirul Anam dalam susunan kepengurusan. Kiai Fawaid merasa hak-haknya sebagai Ketua Dewan Syura hasil musyawarah wilayah (muswil) dilanggar, apalagi Gus Dur sempat marah dan menyatakan tak akan berhubungan lagi dengan Kiai Fawaid. Pewaris tokoh NU karismatik Kiai As’ad Syamsul Arifin itu pun keluar dari PKB dan bergabung dengan PPP. Pada saat Kiai Fawaid bersikap keras dan resmi menyatakan bergabung ke PPP, Gus Dur tetap menyambung silaturahminya dengan Kiai Fawaid. Pada suatu tengah malam secara mendadak Gus Dur berkunjung ke rumah Kiai Fawaid di Sukorejo meskipun harus menempuh perjalanan darat yang sangat jauh. Gus Dur menghormati pilihan Kiai Fawaid keluar dari PKB dan silaturahmi terus dipelihara. 
Pernah suatu ketika Gus dur menjadi presiden mampir kerumah Hanafi Asnan yang waktu itu menjabat Kepala Staf Angkatan Udara , pada waktu itu acara tanam seribu pohon di wilayah madura bersama mentri kehutanan marzuki usman , acara yang di telah di rencanakan oleh protokol kepresidenan tiba tiba gus dur menyelipkan acara berkunjung silahturahim ke rumah Hanafi asnan bangkalan madura, Meski diberi tahu bahwa KSAU Hanafi Asnan tak ikut dalam rombongan, Gus Dur mengatakan bahwa dirinya akan bersilaturahmi kepada ibunya Pak Hanafi , Padahal Gus Dur tak pernah kenal dengan ibunda Hanafi kecuali bahwa Hanafi adalah bawahannya yang berasal dari Madura, bukan main terharunya  Ksau Hanafi asnan bahwa yang mampir menemui ibandanya adalah seorang presiden. Itulah sisi lain kehidupan Gus Dur yang jarang diperhatikan orang, yakni suka bersilaturahmi kepada siapa pun. 
Banyak yang meyakini bahwa kegemaran bersilaturahmi tanpa jarak “antara orang besar dan orang biasa” itulah yang mengakibatkan Gus Dur menjadi milik dan dicintai oleh begitu banyak orang. Gus Dur tak pernah lelah bersilaturahmi kepada siapa pun, mulai dari kota besar sampai ke desa terpencil, mulai dari sahabat karib sampai ke lawan-lawan politik, mulai dari orang-orang besar sampai orang-orang kecil. Jadi selain karena modal politik- sosiologisnya sebagai tokoh yang berdarah biru NU, kecerdasan dan kepandaiannya yang luar biasa, kehidupannya yang bersahaja, serta keterbukaan dan kesantunannya terhadap semua golongan, perihal kegemaran untuk selalu bersilaturahmi menjadi penguat bagi munculnya keseganan dan kecintaan masyarakat terhadap Gus Dur. 

Prof DR KH Said Aqil Siraj pernah bercerita bahwa suatu hari dirinya bersama Gus dur pergi ke Madinah untuk berziarah , waktu malam tiba Gus dur mengajak dirinya berkeliling masjid untuk mencari seorang “Waliyulloh”, setelah berkeliling akhirnya KH said menunjuk sesorang yang menggunakan imamah dan keningnya hitam bekas sujud ‘”apakah itu wali Gus ? kata Kh said aqil. ” Bukan ….dia bukan Wali ” kata Gus Dus, setelah berkeliling keliling dimasjid madinah Gus dur menghentikan langkahnya dan menunjuk bahwa orang yang di depannya ini adalah wali, sesorang yang hanya menggunakan sorban biasa dan duduk diatas sajadah, lalu kh said aqil meminta kepada orang yang di tunjuk Gus dur wali itu tersebut untuk mendoakan Gus dur dan dirinya, Lalu orang tersebut mendoakan Gus dur agar sukses dan di ridoi , selesai berdoa orang tersebut pergi sambil menarik sejadahnya dan berkata ” Ya Alloh dosa apa saya , sehingga maqom dan  kedudukan saya di ketahui orang. La yariful wali  illa biwalli . wallohu a’lam
DALAM HAUL GUS DUR 4

Tulisan singkat nan sederhana, sebagai karcis haul Gus Dur ke-4, moga-moga dapat tempat duduk. Seperti yang kita tahu, agama Islam adalah agama kasih sayang. Sekalipun di dalam agama Islam ada larangan-larangan tertentu, selalu ditekankan untuk menegakkan aturantersebut harus atas dasar cinta. Banyak pejuang Islam celaka karena salah memahami amar makruf nahi munkar. Dipikirnya perintah “mengajak pada kebaikan dan mencegah keburukan” itu berdiri sendiri. 

Tidak ada ayat-ayat al-Quran dan hadits penjelas tata cara operasionalnya. Kalau kita mau sabar belajar dulu, tidak hanya bermodal semangat, kita akan tahu “pendamping” perintah jihad tersebut; dilandasi kasih sayang. Silakan cek ke semua ulama dan penghafal al-Quran di dunia ini. Tujuan berdakwah adalah mengajak kebaikan, tentu mustahil menghasilkan kerusakan. 

Menjadi mungkin kegiatan dakwah justru berbuah kerusakan, jika dilakukan dengan cara yang salah dan niat yang kotor. Kerusakan tambah parah jika hanya bermodal semangat saja, tanpa ilmu sama sekali. Agar lebih memahami, kita ambil contoh kehidupan sehari-hari. Ada seorang anak kecil memanjat pohon untuk memetik buah. Tiba-tiba hujan turun, sementara anak kecil itu masih di atas pohon. 

Kalau yang “berdakwah” itu ibunya sendiri, pasti dia akan penuh kelembutan untuk mengajak anaknya segera turun. Kalau yang “berdakwah” itu tetangganya yang berwatak preman, pasti dia akan kasar menarik kaki anak kecil itu, lalu malah dibanting ke bawah. Lihat, sama-sama tujuannya; turun dari pohon. Tapi, terasa sangat lain, kan? Kenapa bisa demikian? Cara ditentukan niat, sementara niat asalnya dari pikiran dan hati. Sang ibu sejak awal sudah berbeda dengan si tetangganya, karena sang ibu “mendakwahi” anaknya atas nama cinta. Akhirnya, hasilnya pun berbeda dengan si tetangga yang tanpa cinta tadi; sang ibu penuh lemah lembut mengajak si anak pada kebaikan. Amar makruf nahi munkar, jihad, dakwah, dan sebagainya pun demikian. Harus dilandasi kasih sayang, karena itulah agama kita disebut agama Islam (agama perdamaian/keselamatan). 

Gus Dur sangat memahami konsep itu, maka Gus Dur layak disebut khalifatullah (wakil Allah). Hasilnya seperti kita lihat, pengikut Gus Dur ada puluhan juta orang, tak cuma kalangan NU, tapi juga lintas agama. Semua orang cinta Gus Dur, karena beliau mencintai semua orang, bahkan kepada yang membencinya sekalipun. Semua orang mengagumi keislaman Gus Dur, karena beliau berislam secara utuh dan menyeluruh, Gus Dur sampai di level khalifatullah (wakil Allah), karena sudah lulus dua tahap sebelumnya. Gus Dur sudah lulus jadi insan (manusia), kemudian Gus Dur sudah lulus jadi abdullah (hambah Tuhan), lalu Gus Dur pun di puncak pendakian seorang muslim, yakni menjadi khalifatullah (wakil Tuhan). 

Gus Dur berbeda dengan para pembencinya. Kebanyakan dari mereka, jadi manusia saja belum lulus. Hanya karena rajin shalat dan pintar mengaji, ada orang gampang sekali menyakiti hati muslim lain yang menurutnya tidak sealim dirinya. Hanya karena menilai Ahmadiyah melenceng dari agama Islam, ada orang gampang sekali membakar rumah-rumah penduduk Ahmadiyah. Hanya karena dirinya berpuasa, ada orang gampang sekali memukuli ibu-ibu penjual makanan. Begitulah, jadi manusia saja belum lulus. Bagi manusia yang level “manusia” saja belum lulus tapi merasa sudah di level khalifatullah, Gus Dur terlihat kontroversial. 

Gus Dur terlihat membela kesesatan-kesesatan dan memarahi para pejuang Islam. Bagi anak SD, ilmu politik terkesan adalah klenik. Bagi anak SD, musik Beethoven terdengar adalah musik ngik ngok. Bagi anak SD yang masih belajar shalat, wiridan terlihat adalah ritual sesat. Bagaimanakah dengan Rasulullah Saw. yang tiap hari menyuapi pengemis buta yang beragama Yahudi tanpa sekalipun mendakwahinya? Apakah tindakan “controversial” Kanjeng Nabi itu artinya menyetujui agama Yahudi? Apakah Kanjeng Nabi harus menginjak-injak kepala pengemis buta Yahudi itu kalau ngotot tidak mau memeluk agama Islam, biar tidak disebut “kontroversial”? Seperti Nabi Muhammad Saw., apakah Syaikh Hasan al-Bashri juga layak disebut “wali controversial”? 

Syaikh Hasan al-Bashri tinggal bertetangga dengan seorang Nasrani di sebuah flat. Apartemen si Nasrani di atas dan apartemen beliau di bawah. Bertahun-tahun mereka bertetangga, tapi belum pernah si Nasrani datang bertamu ke apartemen Syaikh Hasan. Baru ketika Syaikh Hasan al-Bashri jatuh sakit, si Nasrani mendatangi apartemen beliau untuk keperluan menjenguk. 

Betapa kagetnya si tetangga, ketika menyadari adanya sebuah baskom berisi air keruh yang terletak di dekat tempat tidur beliau. Spontan si Nasrani teringat kamar mandinya tepat berada di atas. Karena si tetangga Nasrani bertanya setengah memaksa, Syaikh Hasan pun jujur, bahwa tebakannya benar dan itu sudah berlangsung sekitar 20 tahun. Apakah Syaikh Hasan harus teriak-teriak takbir dan mendobrak pintu apartemen si tetangga Nasrani, agar tidak disebut “wali controversial”? Gus Dur pun demikian. 

Masalah kenapa Gus Dur terlihat ramah pada siapa saja, bahkan pada orang atheis pun, itu karena Gus Dur memanusiakan manusia lain dan selalu ingin menyayangi orang lain. Tidak betul gosip yang mengatakan Gus Dur hanya peduli dengan umat non-muslim. Memangnya jamaah NU yang dipimpinnya itu gerombolan orang kafir? Memangnya jamaah Muhammadiyah yang sering dikunjunginya itu gerombolan orang kafir? Gus Dur seakan tidak peduli isu Palestina, karena anak SD tidak mungkin paham namanya ilmu diplomasi. Tidak suka Israel, ya demo bakar-bakar ban sambil mengutuki Israel. Peduli dengan Palestina bukan ukuran kepedulian terhadap agama Islam. 

Kenapa mufti Arab Saudi sampai sekarang tidak pernah mengeluarkan fatwa jihad ke Palestina? Kenapa negara-negara Arab tidak bergabung jadi satu atas nama agama Islam dan menyerang Israel? Jangan-jangan konflik Palestina-Israel itu murni konflik diplomasi internasional? Silakan belajar tafsir tentang mekanisme sedekah di al-Quran. Lebih utama mana menolong sepupu yang kesusahan dengan tetangga yang kesusahan? Lebih didahulukan mana menolong rakyat Indonesia yang kesusahan dengan rakyat Palestina yang kesusahan? Lebih utama mana antara Arab Saudi dengan Indonesia yang sebaiknya menolong Palestina? Gus Dur tidak controversial.Putri Gus Dur, Alissa Q. Wahid, mengomentari: “Tulisan yang bagus. Terimakasih, kang. 

Sekadar informasi tambahan, saya tahu sendiri bahwa Gus Dur di tahun 90an ikut menanggung beban finansial kedubes Palestina di Indonesia. Setiap bulan.” Doni Febriando menjawab: “Iya mbak, jelas Gus Dur sangat peduli dengan Palestina, hanya saja beliau itu tidak suka pamer. Kan beliau nolongin Palestina bukan demi mengkader muslim-muslim polos jadi anggota partai, hehehe… Meski Gus Dur juga tahu aneka strategi politik massa, bapaknya mbak masih punya etika politik.”

BUNG KARNO ADALAH ORANG YANG PALING DI CINTAI DAN DI RINDUKAN OLEH RAKYAT INDONESIA

Cuma Indonesia Negara yang pernah keluar dari keanggotaan PBB. Kalo ada orang Indonesia yang tidak kenal dengan Ir. Soekarno, aku pastikan dia orang bego, presiden pertama Indonesia ini sangat fenomenal, banyak hal-hal yang dilakukan oleh beliau demi kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia ini. Sejarah mencatat, Indonesia merdeka dari segala bentuk penjajahan tidak terlepas dari peran tangan dingin Soekarno. Selain berwibawa, ia juga sangat tegas. Beliau tidak pandang bulu terhadap siapapun yang mencoba merendahkan martabat negara Indonesia.

Karena saking fenomenalnya beliau, ketika dalam masa kepemimpinannya Indonesia pernah keluar dari keanggotaan PBB, dan menjadi satu-satunya Negara yang pernah keluar dari PBB, sekali lagi itu hanya Inonesia, bayangkan saja ketika beberapa Negara mencoba untuk masuk menjadi anggota PBB dan mendapatkan kesulitan, Indonesia justru keluar dari keanggotaan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) di New York, USA. Tanggal 20 Januari 1965 Bung Karno menarik bangsa Indonesia dari keanggotaan PBB. Tentunya Soekarno sudah memikirkan matang-matang terkait keputusannya mengundurkan Indonesia dari PBB. Bukan tanpa sebab Indonesia keluar dari PBB, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi keluarnya indonesai dari PBB.

Pada tahun 1965 Indonesia sedang berkonfrontasi dengan pihak Malaya di Kalimantan, konfrontasi ini adalah sebuah perang antara Negara konfederasi Malaysia dan NKRI, pada tahun 1962-1966. Perang ini berawal dari keinginan Federasi malaya lebih dikenali sebagai Persekutuan tanah melayu pada tahun 1961 untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi Malaysia yang ditumpangi oleh britania raya yang tidak sesuai dengan Persetujuan Manila oleh karena itu Keinginan tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia yang sekarang dikenal sebagai Malaysia sebagai “boneka Inggris” merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.

Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman Perdana Menteri Malaysia saat itu dan memaksanya untuk menginjak Garuda, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak, Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan demonstrasi anti-Indonesian yang menginjak-injak lambang negara Indonesia dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato beliau yang amat bersejarah, berikut ini :

Kalau kita lapar itu biasa

Kalau kita malu itu juga biasa

Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan

sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo…ayoo… kita… Ganjang…

Ganjang… Malaysia

Ganjang… Malaysia

Bulatkan tekad

Semangat kita badja

Peluru kita banjak

Njawa kita banjak

Bila perlu satoe-satoe!

Soekarno.

Ketika PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap. Sukarno menarik Indonesia dari PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mencoba membentuk Konferensi Kekuatan Baru (Conference of New Emerging Forces, Conefo) sebagai alternatif. Sebagai tandingan Olimpiade, Soekarno bahkan menyelenggarakan GANEFO (Games of the New Emerging Forces) yang diselenggarakan di Senayan, Jakarta pada 10-22 November 1963. Pesta olahraga ini diikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing.

Jadi kebayangkan bagaimana presiden pertama Negara ini, mulai dari pengucilan dari dunia internasional, bukan tanpa alsan semua ini, inilah sejarah yang harus menjadi cerminan betapa fauding father kita mempertahankan kedaulatan NKRI, harga mati untuk sebuah kemerdekaan yang direbut oleh darah. 

Dikumpulkan dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment