Insy Allah malam Isra Miraj tahun ini 2014 di
Indonesia akan jatuh pada tanggal 27 Mei 2014, peristiwa besar ini mengingatkan kita akan peristiwa besar yang salah satunya kewajiban shalat lima waktu, jadi sungguh luar biasa bahwasanya kewajiban shalat lima waktu itu sendiri tidak tanggung-tanggung Allah memanggil langsung Nabi Muhammad untuk menghadap sang maha luar biasa Allah Azza wajalla.
Firman Allah swt : “Maha Suci Allah yang telah
menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjid al-Haram ke Masjid
al-Aqsa yang Kami berkati sekelilingnya untuk memperlihatkan kepadanya
tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat”. (Surah al-Isra’: 1)
Seperti yang
telah di ketahui bahwa Rasulullah saw dianugerahkan perjalanan :
=> Isra’ dari Masjid al-Haram di Makkah ke Masjid
al-Aqsa di Palestine (Jerusalem), dan kemudian
=> Mi’raj yang melepasi langit hingga ke Sidrat
al-Muntaha.
Di sini ada sesuatu hal penting yang menjadi
pembahasan para ulama muhaqqiqin yang di perkuat dengan hadis hadis mengenai
Isra’ Mi’raj.
Telah diriwayatkan
bahawa di dalam perjalanan Isra’, Rasulullah saw telah melalui kubur Nabi Musa
as dan beliau melihat Nabi Musa shalat di dalam kuburnya.
Daripada Anas ibn Malik ra bahawa Rasulullah saw telah
bersabda : “Aku mendatangi (di dalam riwayat Hudab) aku melewati Musa pada
malam aku di Isra’kan di al-Katsib al-Ahmar dan Musa dalam keadaan berdiri
sedang bersolat di kuburnya”. (Sahih Muslim, Kitab al-Fadha’il 4379. Juga
hadis serupa terdapat di Sahih al-Bukhari dan Sunan an-Nasa’i)
Tatkala tibanya
Baginda saw di Masjid al-Aqsa, semua para anbiya dan Rsaul telah
berkumpul dan shalat bersama Baginda saw, beliau sebagai imam mereka
Firman Allah swt : “Dan tanyalah orang-orang yang
Kami utus sebelum kamu (wahai Muhammad) di antara para rasul Kami itu, adakah
Kami jadikan beberapa Tuhan yang disembah selain Ar-Rahman”? (Az-Zukhruf:
45)
Dan sebagaimana termaktub di dalam Tafsir al-Qurthubi
di mana pertemuan Nabi saw ini adalah dalam keadaan jaga dan Nabi saw telah
bertanya sesuatu kepada mereka di malam itu :
“Dan dalam riwayat yang lain Ibn Abbas ra : Mereka
mendirikan shalat di belakang Rasulullah di dalam tujuh saf (barisan shalat)
Para Rasul berada dalam tiga saf dan Para Nabi berada dalam empat saf. Di
bagian saf yang ke empat lagi untuk nabi-nabi, dan di belakang Rasulullah ialah
Nabi Ibrahim Kekasih Allah, dan di sebelah kirinya ialah Nabi Ismail, dan di
sebelah kirinya ialah Nabi Ishaq, kemudian Nabi Musa kemudian para rasul yang
lain, dan Rasulullah menjadi imam mereka dua rakaat. Ketika Rasulullah selesai,
Baginda berdiri dan berkata (kepada mereka): Sesungguhnya Tuhanku telah
mewahyukan supaya aku bertanya kepada kamu, adakah salah seorang daripada kamu
diutuskan untuk menyeru kepada beribadah kepada selain Allah? Mereka (para nabi
dan rasul) menjawab: Wahai Muhammad, kami bersaksi bahawa kami semua diutuskan
dengan satu utusan yaitu, Tiada Tuhan selain Allah dan apa yang disembah selain
Allah adalah bathil, dan sesungguhnya kamu adalah Nabi yang terakhir dan
penghulu sekelian rasul, ini sudah jelas bagi kami dengan kamu menjadi imam
kami tadi, dan tiada nabi lagi setelah kamu hingga hari Qiyamah kecuali
Isa ibn Maryam, sesungguhnya dia telah diperintahkan untuk mengikut (menjejaki)
sunahmu”.
Syaikhul Islam Ahmad bin Zaini Dahlan (seorang Mufti
Makkah Mazhab Syafi’I sekitar tahun 1300H) pun membenarkan peristiwa serupa ini
dengan berkata :
“… Terdapat hadis yang menjelaskan bahwa para malaikat
dan para nabi telah menunaikan solat berjamaah dengan Rasulullah saw di kala
peristiwa Isra’ Mi’raj…”(Durarussaniyah fir raddi alal wahabiyah).
Kemudian tatkala Baginda saw diangkat ke langit,
Baginda saw bertemu dan berdialog dengan beberapa nabi seperti Nabi Ibrahim as
Nabi Musa as, Nabi Isa as.
Imam Muslim dalam sebuah riwayat : “Telah berkata
Anas ibn Malik ra Rasulullah saw telah menyebut sesungguhnya dia mendapati di
langit-langit, Adam, Idris, ‘Isa, Musa dan Ibrahim, shalawat Allah ke
atas mereka semua”. (Sahih Muslim, Kitab Iman 237)
Darjat dan kemulian
yang luar biasa untuk Rasulullah saw
Berita mengenai pertemuan Rasulullah saw dengan para
nabi terdahulu itu meninggikan dan kemuliaan Baginda saw ini karana Allah swt tidak pernah menghimpun
sejumlah para nabi dan rasul di dalam sebuah peristiwa melainkan dalam peristiwa
Isra’ dan Mi’raj, pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj pula itu satu pengkhususan
kepada Rasulullah saw saja. Ini adalah
satu kemuliaan kepada Rasulullah saw yang tidak diberikan Allah kepada para
nabi dan rasul yang lain. Benarlah firman Allah saw : “Rasul-rasul itu Kami
lebihkan sebahagian daripada mereka atas sebahagian yang lain (dengan
kelebihan-kelebihan yang tertentu)…” (Al-Baqarah: 253).
Nabi dan Rasul mereka
hidup meskipun mereka dan badan-badan mereka tidak hancur
Dari Aus ibn Aus ra bahwa Rasulullah saw telah
bersabda : “Sesungguhnya di antara hari-hari kamu yang
paling afdhal ialah hari Jumaat, maka perbanyakkanlah ke atas aku shalawat,
sesungguhnya shalawat kamu di sampaikan kepadaku. Mereka berkata:
Wahai Rasulullah, bagaimana pula shalawat kami di sampaikan kepadamu
sedangkan kamu telah menjadi tanah? Rasulullah menjawab : Sesungguhnya Allah
telah mengharamkan ke atas bumi jasad-jasad para nabi, shalawat Allah atas
mereka..” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Kitab Solat pada Fasal
Istighfar 1308).
Juga terdapat dalam : “Sesungguhnya Allah telah
mengharamkan ke atas bumi untuk memakan jasad-jasad para nabi” (Sunan
Dairami, Kitab Solat Fasal Fadhilat Hari Jumaat 1526).
Dalam riwayat lain : “Dan selepas mati,
sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepada bumi untuk memakan jasad-jasad
para nabi, nabi Allah hidup diberi rezeki” (Sunan Ibn Majah, Bab Pada
Mengatakan Jenazah 1627).
Dalam riwayat lainya : “Sesungguhnya
Allah Azza wa Jalla telah mengharamkan kepada bumi untuk memakan
jasad-jasad para nabi, kesejahteraan ke atas mereka” (Sunan an-Nasa’i,
Kitab Jumaat, 1357).
Dan juga dalam riwayat lain : “… Adalah wajib diketahui
bahwa jasad Nabi saw di bumi, lembut dan lembab (seperti dalam hidup) dan
ketika sahabat menanyakan: Bagaimana dengan salam kami padamu sesudah engkau
menjadi debu?” Rasul menjawab, “Allah menjaga bumi dari memakan jasad para
nabi…” (Ibn Hibban, Al-Hakim,
Al-Baihaqi dengan sanad sahih : Ibn Qayim, Kitab al-Ruh)
Sekalipun para nabi
telah wafat (namun mereka hidup di alam yang lain), mereka dapat dilihat dalam
keadaan terjaga yakni yaqazah (bukan mimpi) dan berdialog.
Ketika Rasulullah saw diperjalankan pada Isra’ &
Mi’raj, Baginda dipertemukan dengan Nabi Musa as sedangkan Nabi Musa as telah
wafat lebih 600 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw
Jika diperhatikan, Nabi Musa as telah “hadir” di
beberapa tempat serentak atau dalam masa yang singkat tatkala Rasulullah saw
diperjalankan semasa Isra’ dan Mi’raj di atas Buraq.
- Di dalam kubur melakukan shalat ( luar Bait al-Maqdis – Jerusalem)
- Di Masjid al-Aqsa shalat sebagai makmum bersama Rasulullah saw (di dalam kota Bait al-Maqdis – Jerusalem)
- Di salah satu tingkatan langit
Oleh karana besarnya peristiwa ini maka Allah swt
ingatkan di dalam Al-Qur’an. Perhatikanlah tafsir Ma’alim at-Tanzil oleh Imam
Baghawi pada :“Dan demi sesungguhnya! Kami telah memberi kepada Nabi Musa
kitab Taurat, maka janganlah engkau ragu-ragu perjumpaannya (menyambut dan
menerimanya) dan Kami jadikan Kitab Taurat itu hidayat petunjuk bagi kaum
Bani Israil”… (Surat Al-Sajadah Ayat 23). Tafsirnya : Dan janganlah
kamu (Rasulullah) ragu tentang pertemuan bersama Nabi Musa pada malam Mi’raj,
sebagaimana dikatakan oleh Ibn Abbas ra dan selainnya”.
Hal hal yang menjadi catatan :
- Tidak dapat di ragukan lagi kebenaran bahwa Rasulullah saw telah melihat para nabi dalam keadaan jaga pada saat Isra’ Mi’raj, begitu juga tiadalah satu keraguan bagi seorang yang beriman melihat Rasulullah saw walaupun Baginda saw telah wafat.
- Dan Rasulullah saw melakukan ziarah dan memperlihatkan dirinya kepada
orang-orang Islam seperti para anbiya’ telah hadir
di Palestine (Masjid al-Aqsa) pada malam Isra’ Mi’raj.
- Tiada hal yang mustahil bagi RasulNya yang paling di cintai Allah swt berdialog bersama orang-orang yang
tertentu di dalam keadaan jaga (yaqazah). Para anbiya telah
berdialog dan memberi nasihat kepada Rasulullah saw seperti mana Nabi Musa
as memberikan nasehat Baginda saw supaya meminta dikurangkan jumlah shalat
yang dianugerahkan kepada ummat Nabi saw dan Nabi Adam as
berpesan supaya menggesa ummat memperbanyakkan tasbih-tahlil-takbir[1],
dan sebagainya.
- Perhatikan bahwa MASA dan TEMPAT adalah makhluk Allah swt berkuasa mengeluarkan sesiapa daripada
adat MASA dan TEMPAT sebagaimana Dia berkehendak. Maka Nabi Musa as telah
dianugerahkan “yaqazah” di lebih daripada satu tempat dalam masa
yang singkat dan tempat jauh berbeda. Begitu juga, tidaklah mustahil dan
allah memerintahkan kepada Rasulullah saw menghadiri/berziarah beberapa
tempat dan suasana yang berbeda walaupun Baginda saw tetap berada di
permakaman di al-Madinah al-Munawwarah (menjawab shalawat dan salam dari
para kaum muslimin dan pencinta Rasul saw!).
[1]. Hadits riwayat At-Tirmidziy dalam sunannya
kitab Al-Da’awaat ‘an Ar-Rasul, bab Ma Ja’a Fi Fadhl at-Tasbiih wa at-Tahlil wa
at-Takbir wa at-Tahmid no.3462 dan dikuatkan dengan riwayat lain dari hadis
Abu Ayub al-Ansoriy yang ada dalam Musnad Ahmad ibn Hanbal 5/418. Wallahu
alam bishawab. Referensi : www.ahmadiah-idrisiah.com
No comments:
Post a Comment