28 April 2014

Isra Mi'raj

Insy Allah malam Isra Miraj tahun ini 2014 di Indonesia akan jatuh pada tanggal 27 Mei 2014, peristiwa besar ini mengingatkan kita akan peristiwa besar yang salah satunya kewajiban shalat lima waktu, jadi sungguh luar biasa bahwasanya kewajiban shalat lima waktu itu sendiri tidak tanggung-tanggung Allah memanggil langsung Nabi Muhammad untuk menghadap sang maha luar biasa Allah Azza wajalla.


Firman Allah swt : “Maha Suci Allah yang telah menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa yang Kami berkati sekelilingnya untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (Surah al-Isra’: 1)

Seperti yang  telah di ketahui bahwa Rasulullah saw  dianugerahkan perjalanan :

=> Isra’ dari Masjid al-Haram di Makkah ke Masjid al-Aqsa di Palestine (Jerusalem), dan kemudian
=> Mi’raj yang melepasi langit hingga ke Sidrat al-Muntaha.

Di sini ada sesuatu hal penting yang menjadi pembahasan para ulama muhaqqiqin yang di perkuat dengan hadis hadis mengenai Isra’ Mi’raj.
Telah diriwayatkan bahawa di dalam perjalanan Isra’, Rasulullah saw telah melalui kubur Nabi Musa as dan beliau melihat Nabi Musa shalat di dalam kuburnya.

Daripada Anas ibn Malik ra bahawa Rasulullah saw telah bersabda : “Aku mendatangi (di dalam riwayat Hudab) aku melewati Musa pada malam aku di Isra’kan di al-Katsib al-Ahmar dan Musa dalam keadaan berdiri sedang bersolat di kuburnya”. (Sahih Muslim, Kitab al-Fadha’il 4379. Juga hadis serupa terdapat di Sahih al-Bukhari dan Sunan an-Nasa’i)

Tatkala tibanya Baginda saw di Masjid al-Aqsa, semua para anbiya dan Rsaul telah berkumpul dan shalat bersama Baginda saw, beliau sebagai imam mereka

Firman Allah swt : “Dan tanyalah orang-orang yang Kami utus sebelum kamu (wahai Muhammad) di antara para rasul Kami itu, adakah Kami jadikan beberapa Tuhan yang disembah selain Ar-Rahman”? (Az-Zukhruf: 45)

Dan sebagaimana termaktub di dalam Tafsir al-Qurthubi di mana pertemuan Nabi saw ini adalah dalam keadaan jaga dan Nabi saw telah bertanya sesuatu kepada mereka di malam itu :

“Dan dalam riwayat yang lain Ibn Abbas ra : Mereka mendirikan shalat di belakang Rasulullah di dalam tujuh saf (barisan shalat) Para Rasul berada dalam tiga saf dan Para Nabi berada dalam empat saf. Di bagian saf yang ke empat lagi untuk nabi-nabi, dan di belakang Rasulullah ialah Nabi Ibrahim Kekasih Allah, dan di sebelah kirinya ialah Nabi Ismail, dan di sebelah kirinya ialah Nabi Ishaq, kemudian Nabi Musa kemudian para rasul yang lain, dan Rasulullah menjadi imam mereka dua rakaat. Ketika Rasulullah selesai, Baginda berdiri dan berkata (kepada mereka): Sesungguhnya Tuhanku telah mewahyukan supaya aku bertanya kepada kamu, adakah salah seorang daripada kamu diutuskan untuk menyeru kepada beribadah kepada selain Allah? Mereka (para nabi dan rasul) menjawab: Wahai Muhammad, kami bersaksi bahawa kami semua diutuskan dengan satu utusan yaitu, Tiada Tuhan selain Allah dan apa yang disembah selain Allah adalah bathil, dan sesungguhnya kamu adalah Nabi yang terakhir dan penghulu sekelian rasul, ini sudah jelas bagi kami dengan kamu menjadi imam kami tadi, dan tiada nabi lagi setelah kamu hingga hari Qiyamah kecuali Isa ibn Maryam, sesungguhnya dia telah diperintahkan untuk mengikut (menjejaki) sunahmu”.

Syaikhul Islam Ahmad bin Zaini Dahlan (seorang Mufti Makkah Mazhab Syafi’I sekitar tahun 1300H) pun membenarkan peristiwa serupa ini dengan berkata :
“… Terdapat hadis yang menjelaskan bahwa para malaikat dan para nabi telah menunaikan solat berjamaah dengan Rasulullah saw di kala peristiwa Isra’ Mi’raj…”(Durarussaniyah fir raddi alal wahabiyah).
Kemudian tatkala Baginda saw diangkat ke langit, Baginda saw bertemu dan berdialog dengan beberapa nabi seperti Nabi Ibrahim as Nabi Musa as, Nabi Isa as.

Imam Muslim dalam sebuah riwayat : “Telah berkata Anas ibn Malik ra Rasulullah saw telah menyebut sesungguhnya dia mendapati di langit-langit, Adam, Idris, ‘Isa, Musa dan Ibrahim, shalawat Allah ke atas mereka semua”. (Sahih Muslim, Kitab Iman 237)

Darjat dan kemulian yang luar biasa untuk Rasulullah saw

Berita mengenai pertemuan Rasulullah saw dengan para nabi terdahulu itu meninggikan dan kemuliaan Baginda saw  ini karana Allah swt tidak pernah menghimpun sejumlah para nabi dan rasul di dalam sebuah peristiwa melainkan dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj, pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj pula itu satu pengkhususan kepada Rasulullah saw  saja. Ini adalah satu kemuliaan kepada Rasulullah saw yang tidak diberikan Allah kepada para nabi dan rasul yang lain. Benarlah firman Allah saw : “Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebahagian daripada mereka atas sebahagian yang lain (dengan kelebihan-kelebihan yang tertentu)…” (Al-Baqarah: 253).

Nabi dan Rasul mereka hidup meskipun mereka dan badan-badan mereka tidak hancur

Dari Aus ibn Aus ra bahwa Rasulullah saw telah bersabda : “Sesungguhnya di antara hari-hari kamu yang paling afdhal ialah hari Jumaat, maka perbanyakkanlah ke atas aku shalawat, sesungguhnya shalawat kamu di sampaikan kepadaku. Mereka berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana pula shalawat kami di sampaikan kepadamu sedangkan kamu telah menjadi tanah? Rasulullah menjawab : Sesungguhnya Allah telah mengharamkan ke atas bumi jasad-jasad para nabi, shalawat Allah atas mereka..” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Kitab Solat pada Fasal Istighfar 1308).

Juga terdapat dalam : “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan ke atas bumi untuk memakan jasad-jasad para nabi” (Sunan Dairami, Kitab Solat Fasal Fadhilat Hari Jumaat 1526).

Dalam riwayat lain : “Dan selepas mati, sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepada bumi untuk memakan jasad-jasad para nabi, nabi Allah hidup diberi rezeki” (Sunan Ibn Majah, Bab Pada Mengatakan Jenazah 1627).

Dalam riwayat lainya : “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mengharamkan kepada bumi untuk memakan jasad-jasad para nabi, kesejahteraan ke atas mereka” (Sunan an-Nasa’i, Kitab Jumaat, 1357).

Dan juga dalam riwayat lain : “… Adalah wajib diketahui bahwa jasad Nabi saw di bumi, lembut dan lembab (seperti dalam hidup) dan ketika sahabat menanyakan: Bagaimana dengan salam kami padamu sesudah engkau menjadi debu?” Rasul menjawab, “Allah menjaga bumi dari memakan jasad para nabi…”  (Ibn Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi dengan sanad sahih : Ibn Qayim, Kitab al-Ruh)

Sekalipun para nabi telah wafat (namun mereka hidup di alam yang lain), mereka dapat dilihat dalam keadaan terjaga yakni yaqazah (bukan mimpi) dan berdialog.

Ketika Rasulullah saw diperjalankan pada Isra’ & Mi’raj, Baginda dipertemukan dengan Nabi Musa as sedangkan Nabi Musa as telah wafat lebih 600 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw
Jika diperhatikan, Nabi Musa as telah “hadir” di beberapa tempat serentak atau dalam masa yang singkat tatkala Rasulullah saw diperjalankan semasa Isra’ dan Mi’raj di atas Buraq.
  1. Di dalam kubur melakukan shalat ( luar Bait al-Maqdis – Jerusalem)
  2. Di Masjid al-Aqsa shalat sebagai makmum bersama Rasulullah saw (di dalam kota Bait al-Maqdis – Jerusalem)
  3. Di salah satu tingkatan langit

Oleh karana besarnya peristiwa ini maka Allah swt ingatkan di dalam Al-Qur’an. Perhatikanlah tafsir Ma’alim at-Tanzil oleh Imam Baghawi pada :“Dan demi sesungguhnya! Kami telah memberi kepada Nabi Musa kitab Taurat, maka janganlah engkau ragu-ragu perjumpaannya (menyambut dan menerimanya) dan Kami jadikan Kitab Taurat itu hidayat petunjuk bagi kaum Bani Israil”… (Surat Al-Sajadah Ayat 23). Tafsirnya : Dan janganlah kamu (Rasulullah) ragu tentang pertemuan bersama Nabi Musa pada malam Mi’raj, sebagaimana dikatakan oleh Ibn Abbas ra dan selainnya”.

Hal hal yang menjadi catatan :
  1. Tidak dapat di ragukan lagi kebenaran  bahwa Rasulullah saw telah melihat para nabi dalam keadaan jaga pada saat Isra’ Mi’raj, begitu juga tiadalah satu keraguan bagi seorang yang beriman melihat Rasulullah saw walaupun Baginda saw telah wafat.
  2. Dan Rasulullah saw melakukan ziarah dan memperlihatkan dirinya kepada orang-orang Islam seperti  para anbiya’ telah hadir di Palestine (Masjid al-Aqsa) pada malam Isra’ Mi’raj.
  3. Tiada hal yang mustahil bagi RasulNya yang paling di cintai Allah swt  berdialog bersama orang-orang yang tertentu di dalam keadaan jaga (yaqazah). Para anbiya telah berdialog dan memberi nasihat kepada Rasulullah saw seperti mana Nabi Musa as memberikan nasehat Baginda saw supaya meminta dikurangkan jumlah shalat yang dianugerahkan kepada ummat Nabi saw dan Nabi Adam as berpesan supaya menggesa ummat memperbanyakkan tasbih-tahlil-takbir[1], dan sebagainya.
  4. Perhatikan bahwa MASA dan TEMPAT adalah makhluk  Allah swt  berkuasa mengeluarkan sesiapa daripada adat MASA dan TEMPAT sebagaimana Dia berkehendak. Maka Nabi Musa as telah dianugerahkan “yaqazah” di lebih daripada satu tempat dalam masa yang singkat dan tempat jauh berbeda. Begitu juga, tidaklah mustahil dan allah memerintahkan kepada Rasulullah saw menghadiri/berziarah beberapa tempat dan suasana yang berbeda walaupun Baginda saw tetap berada di permakaman di al-Madinah al-Munawwarah (menjawab shalawat dan salam dari para kaum muslimin dan pencinta Rasul saw!).
[1]. Hadits riwayat At-Tirmidziy dalam sunannya kitab Al-Da’awaat ‘an Ar-Rasul, bab Ma Ja’a Fi Fadhl at-Tasbiih wa at-Tahlil wa at-Takbir wa at-Tahmid no.3462 dan dikuatkan dengan riwayat lain dari hadis Abu Ayub al-Ansoriy yang ada dalam Musnad Ahmad ibn Hanbal 5/418. Wallahu alam bishawab. Referensi :  www.ahmadiah-idrisiah.com

No comments:

Post a Comment