Tanya Jawab dengan Habib
Lutfi Bin Yahya
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Saya senang dapat
berkonsultasi. Saya mohon penjelasan tentang beberapa hal.
1. Benarkah ada wirid
dan amalan agar dapat bertemu dengan Nabi Khidhir dan Wali Sanga? Jika benar,
apa wirid dan amalan tersebut?
3. Bolehkah penganut
tarekat belajar menjadi paranormal? Samakah paranormal dengan Kahin yang
disebutkan dalam Hadist Rasulullah (saw)?
4. Bolehkah seseorang
berbaiat kepada dua orang mursyid sekaligus, misalkan Qadiriyyah wa
Naqsabandiyyah dan Sadziliyah? Demikian pertanyaan kami. Atas penjelasannya,
kami haturkan terima kasih. Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Ahmad Taufiq S.
Jawaban :
Waalaikumsalam
warahmatullahi wabarakatuh. Amalan atau wirid yang bisa mengantar atau membantu
kita agar bertemu Nabi Khidhir dan Nabi Muhammad itu memang betul ada. Tapi
masalah bertemu dengan para Wali Sembilan atau bertemu dengan para wali lainnya
itu adalah bagian dari nilai tambah membaca amalan itu. Beberapa wirid yang
insya Allah bisa membantu maksud dan tujuan Anda, antara lain dengan membaca Shalawat al-Ismu al-A'zham yang tertera dalam kitab Sa'adatu
Ad-Darrayn. Shalawat tersebut adalah milik Syekh Muhammad Taqiyyudin
al-Hambali. Bunyi shalawat itu cukup panjang dan dimulai dengan kata-kata "Allahumma Inni as'aluka
bismika al-a'zham" yang
artinya, "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan berkat nama-Mu Yang Maha
Agung." Atau bacaan lain berupa kalimat shalawat. Beberapa wirid itu dapat
membantu mempermudah untuk bertemu dengan Baginda Nabi Muhammad (saw) atau Nabi
Khidir (as).
Tambahan Admin, shalawat Al-Ismu al-A'zham :
Masalah bertemu
dengan para wali Allah, seperti pertanyaan Anda yang kedua, bisa dikatakan
mudah. Para wali Allah yang sudah sempurna kedudukan dan kewaliannya adalah
bagian dari para pewaris Nabi. Sedangkan setan tidak bisa menyerupai Nabi.
Makanya para wali Allah yang benar-benar mencapai derajat yang tinggi adalah
bagian dari pewaris Nabi, yang tidak mampu diserupai oleh setan.
Masalahnya, orang
yang bertemu itu sendiri harus bisa memahami, ilmu tauhidnya harus benar, bisa
membedakan mana Sunan Bonang yang sebenarnya dan mana yang mengaku sebagai
Sunan Bonang (bukan menyerupai). Mengaku berbeda dengan menyerupai. Kalau
menyerupai, setan dijamin tidak bisa menyerupai para wali Allah. Kebenarannya,
semua berpulang kepada apa yang diberikan oleh beliau, melanggar syariah atau
tidak.
Perlu dicatat :
Kedua, bila sudah
bertemu, bagaimanakah orang tersebut, apakah ia semakin kuat dalam agamanya
atau tidak. Kalau semakin tekun terhadap agamanya, itulah yang disebut khaddam.
Tapi, kalau maksiatnya semakin menjadi-jadi, berarti yang datang itu sekadar
mengaku. Belajar untuk memenuhi kewajiban dalam menuntut ilmu, termasuk belajar
menjadi paranormal, itu tidak ada persoalan. Yang jadi masalah kalau seorang
ahli tarekat yang sudah benar mau belajar menjadi paranormal. Alasannya pertama
karena, pembukaan hijab (tirai) paranormal itu sudah ada dalam tarekat. Kalau paranormal hanya enam buah hijab (sixth sense/Indra
ke Enam),
sedangkan dalam tarekat
itu ada sebelas buah hijab. Makanya, sesungguhnya malah tidak masuk akal dan
tidak akan terurai sebenarnya, di mana seorang ahli tarekat belajar menjadi
paranormal (yang derajatnya lebih rendah).
Mengapa para ahli
tarekat enggan mempelajari ilmu paranormal. Karena ada batasan atau koridor
bahwa ahli tarekat itu tidak mau mendahului kehendak Allah. Ada paranormal yang
bisa dikatakan sebagai seorang Kahin, dan ada yang tidak. Perbedaannya adalah
bagaimana memulainya. Kalau pemahaman agamanya kuat, maka ia merupakan seorang
yang beretika, beradab, dan hanya tunduk kepada-Nya. Dengan keahlian batinnya,
justru akan menambah keimanan, karena ia tahu berbagai rahasia yang diberikan
kepada hamba-Nya.
Tidak ada masalah
kalau berbaiat terhadap dua orang mursyid, asalkan memahami benar koridor yang
harus diperhatikan. harus diperhatikan bahwa baiat yang pertama itu sifatnya
mutlak. Persoalannya, setelah menjalani baiat yang kedua, apakah dia
menanggalkan baiat yang pertama atau tidak. Kalau sampai meninggalkan, itu
berbahaya, karena bisa terkena dosa.
Selanjutnya, kenapa
banyak mursyid yang tidak memperkenankan dua kali baiat, karena ada asrar
(rahasia) yang berbeda dari kedua tarekat yang diikutinya. Ini bisa sangat
berbahaya bagi orang yang dibaiat, apalagi kalau dia belum mengetahuinya. Satu
orang mengikuti dua tarekat sekaligus bisa diumpamakan satu rumah dengan dua
mesin listrik yang berasal dari mesin diesel dan listrik PLN. Diesel digunakan
untuk menggantikan listrik sewaktu padam. Tapi bagaimana bisa dibayangkan kalau
diesel dan listrik itu dinyalakan secara bersama-sama. Demikian, semoga Anda
puas.
Sumber : Majalah Al
Kisah
Ucapan Trimakasih
kepada http://sufiroad.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment