11 August 2014

ISIS Khalifah Palsu Berlumur Darah dan Kejahatan

Merdeka.com - Satu dasawarsa lalu pasukan Amerika serikat di Irak sempat menahan Abu Bakar al-Baghdadi. Namun dia dibebaskan tanpa syarat pada Desember 2004 setelah enam bulan dipenjara. 

Setahun kemudian dia dicap penculik dan pembunuh. Pada 2010 pasukan koalisi di Irak mengumumkan mereka telah menangkap lelaki 40-an tahun itu. Tapi entah bagaimana ceritanya, yang ditahan bukan Baghdadi.

Baghdadi dikenal dengan sebutan Abu Dua kini menjadi figur paling ditakuti dalam gerakan Islam radikal. Dia katanya dilahirkan di Kota Fallujah atau Samara, Irak. Dia memimpin pasukan berani mati dan menguasai sebagian besar wilayah utara Irak, sebelah barat Ibu Kota Baghdad, dan sebagian Suriah.

Dia telah mengumumkan berdirinya sebuah khilafah awal Ramadan lalu. Dia mengklaim dirinya sebagai khalifah atau pemimpin umat Islam sejagat.

Beberapa pihak menyebut Baghdadi sebagai penerus mendiang pendiri jaringan Al-Qaidah Usamah Bin Ladin, tapi dengan ideologi ekspansi wilayah. Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel mengakui negara Islam bentukan Baghdadi sebentar lagi menjadi ancaman bagi negaranya.

"Dia adalah jihadis garis keras," kata pensiunan Letnan Jenderal William Boykin, mantan pejabat intelijen Pentagon, seperti dilansir surat kabar the Washington Times pertengahan bulan lalu. "Dia mampu membangun sebuah jaringan kuat berisi orang-orang berhati iblis."

Baghdadi juga ikut memerangi pasukan Amerika di Kota Fallujah. Dia lalu bergabung dengan Al-Qaidah di Irak (AQI) dipimpin Abu Musab al-Zarqawi. Tugasnya menyalurkan anggota milisi asing dan pengebom bunuh diri dari Suriah ke Irak untuk membunuhi warga sipil, orang Syiah, dan warga Amerika.

Baghdadi merangkak ke atas setelah Amerika berhasil menewaskan Zarqawi pada 2006. Empat tahun kemudian, Abu Abdullah Rasyid Baghdadi, pengganti Zarqawi, terbunuh dalam serangan udara Amerika terhadap rumah persembunyiannya di Kota Tikrit.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki langsung mengumumkan inilah akhir dari AQI. ternyata dia terlalu cepat menyimpulkan.

Baghdadi jarang disebut media mengambil alih. Dia boleh dibilang lebih kejam ketimbang pentolan Al-Qaidah lainnya. Dia lebih memiliki visi. Dia memandang organisasi bukan sekadar teroris tapi sebagai sebuah pasukan bisa mencaplok wilayah dan kemudian mendirikan negara Islam atau khilafah. Dia juga membikin mesin propaganda.

Baghdadi mencetak mesin pembunuh siap menumpahkan darah muslim secara massal dan memegang kepala mereka atas nama Allah dan hukum syariah. Pengalamannya sebagai penyalur pejuang asing semasa pendudukan pasukan Amerika di Irak memberikan koneksi dia perlukan untuk membangun pasukan berkekuatan sepuluh ribu personel.

Ketika memimpin kelompok negara Islam Irak (ISI), Baghdadi melancarkan kampanye kekerasan disebut Menghancurkan Dinding. Saat pemberontakan meletup di Suriah, pasukannya bergerak bebas di antara kedua negara itu. Lahirlah Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). "ISIS adalah wajah baru Al-Qaidah dan Islam radikal," ujar pensiunan Jenderal John Keane.

Baghdadi juga berhasil menciptakan citra menarik mengenai negara Islam lewat media-media sosial. hasilnya, ribuan orang dari pelbagai negara, termasuk dari Indonesia, mau bergabung untuk berjihad demi memperluas wilayah kekhalifahan Islam.

Amerika telah menetapkan hadiah US$ 10 juta bagi siapa saja bisa memberi informasi lokasi persembunyian Baghdadi. Dia kini adalah buronan global nomor wahid. Dia dikenal licin dan selalu lolos dari usaha pembunuhan.[fas]

No comments:

Post a Comment