Al-Walid al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin
Yahya Ba’Alawy Pekalongan, ulama yang diteladani semua umat muslim. ada banyak
petuah dan nasehat dari beliau yang bisa kita ambil hikmahnya. Beliau Ketua Jam'iyyah
Ahlut Tariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMN), organisasi di bawah NU yang
mengkoordinasi jemaah tarekat Mu'tabarah.
Seorang muslim agar mendapatkan keselamatan Insya Allah, di dalam agama, dunia
dan akhirat haruslah memegang teguh lima prinsip ini.
1. Pegang teguh teladan salaf shalihin
Baik itu thariqah-nya, akhlaknya, amal salehnya. Pegang teguh dan kuat mantap,
walaupun kamu sampai sulit dan kere (sangat miskin) tetaplah teguh memegang
teladan Salaf Shalihin. Gigit kuat dengan gerahammu, jangan dilepas jika kamu
ingin selamat dan mendapat ridho-Nya.
2. Jadikanlah keimanan sebagai Imam
Bukan akal yang menjadi ujung tombaknya. Hati-hati di
akhir jaman ini, akan dan sudah banyak muncul paham dan orang-orang yang lebih
mengedepankan akal-rasio-logika dibandingkan imannya. Seharusnya Iman menjadi
imamnya, akal & logika menjadi makmumnya, mengikuti iman.
Tinggalkan pendapat orang-orang yang
mengedapankan akalnya dibanding imannya. Percuma dan sia-sia waktumu jika
menanggapi orang-orang yang demikian, kamu akan rugi dunia akhirat. Karena
bagaimana mungkin akal manusia bisa menerima seluruh kebesaran khazanah
kerajaan Allah SWT, hanya keimanan yang dapat menerima kebesaran Allah SWT.
3. Berkunjung kepada orang-orang shalihin
Baik yang sudah wafat maupun yang masih hidup, dan kuatkan
tali ikatan silaturahim. Berziarah (mengunjungi) kaum shalihin jangan hanya
ketika ada maunya, kalau ada perlunya saja. Hal itu baik tidak terlarang,
tetapi kurang kemanfaatannya untuk jangka panjang. Hanya untuk kebutuhan-manfaat
sesaat belaka, sungguh sangat disayangkan. Tetapi alangkah baiknya kita
berziarah sholihin itu karena mahabbah ilaa mahbub, kecintaan kepada yang
dicintai. Kalau hal ini dijalin dengan baik maka ia akan mendapat limpahan
madad (pertolongan), sirr asrar (rahasia) dan jaah (essence, intisari) dari
ziarahnya. Dan sering silaturahmi itu menimbulkan kecintaan dan keridhoan Allah
SWT kepada orang yang menjalin hubungan silaturahmi, sehingga rahmat dan berkah
serta maghfirah Allah SWT terlimpah kepadanya. Jauh dari bala’, musibah,
penyakit dan diberi kelancaran rezeki. Insya Allah.
4. Jangan suka membeda-bedakan
Ini penyakit yang timbul dan tumbuh di akhir jaman ini.
Jangan beda-bedakan itu suku apa, kabilah apa, bangsa apa, partainya apa,
thariqah-nya apa, madzhab-nya apa dan sebagainya. Itu urusan Allah SWT, kita
ini manusia, hamba-Nya, makhluk ciptaan-Nya, jangan suka usil ikut campur
urusannya Allah SWT.
Makanya sekarang berbagai macam bala’,
musibah bertubi-tubi datang. Karena ulah manusia itu sendiri. Yang suka sok
tahu, sok jago, sok suci, sok pintar bukan kembali kepada Allah dan Rasul-Nya,
malah ikut campur urusan Allah SWT.
Allah Yang Maha Kuasa dan Maha
Bijaksana lagi Maha Berkehendak, Allah SWT yang akan menghukumi, menentukan
secara mutlak kelak di pengadilan Ilahi Yang Maha Adil bagi seluruh
makhluk-Nya. Segala sesuatu misal pengadilan itu semua adalah bentuk ikhtiar
manusia belaka di muka bumi ini secara syariat. Ketentuan yang mutlak benar dan
salah adalah di tangan Allah SWT di hari kemudian. Keyakinan dan keimanan ini
harus ditanam kuat dan kokoh dilubuk sanubari keimanan kita.
5. Senantiasa membaca Al-Qur’an, bershalawat kepada
Nabi, taat kepada guru/syaikh/mursyid dan birul walidain (berbakti kepada
orangtua).
Jadikan hal ini semua awrad (wirid) mu. Jangan tinggalkan
hal tersebut. Membaca Al-Qur’an walau satu ayat setiap harinya. Memperbanyak
membaca shalawat kepada Baginda Nabi SAW jadikan hal ini semua awrad (wirid
yang dilakukan istiqomah) bagi diri kita demi menggapai kebahagian dan
keselamatan di dalam agama, dunia dan akhirat.
Menurut Habib Lutfi, cukup sudah lima hal ini
kamu pegang erat-erat, Insya Allah, Taufik Hidayah dan Inayah Allah SWT
melimpah dan turun kepadamu.
Sunting dan edit by Istana kupu-kupu
No comments:
Post a Comment