SYAIKH MUHAMMAD HASYIM
ASY’ARI Bukan hanya seorang ulama biasa tapi beliau merupakan seorang Wali
Qutub yang agung, bukan karena alasanya kenapa?, Jika anda membaca sejarah Nabi
kita Sayidina Muhammad SAW beliu bukan Nabi biasa bukan hanya karena merupakan
Raja/Shultonu dari para Nabi dan Rasul, tapi karena kedahsyatan perjuangan
beliau dalam berjihad di jalan Allah, jihad disini bukan hanya sekedar memegang
senjata untuk memerangi orang-orang kafir yang membantai orang Islam, tapi
Jihad disini juga jihad didalam mencerdaskan bangsa Arab yang Jahil.
Meskipun Nabi Muhammad SAW merupakan hamba
yang paling tersayang di antara semua mahluk mahluknya Allah, bahkan Allah tidak akan pernah menciptakan selain
Allah jika tidak Karena cintaNya Allah kepada Nabi Muhhamad, meskipun demikian Nabi
Muhammad juga mendapatkan ujian yang
sangat berat, makanya pantas jika Nabi Muhammad menjadi rajanya para Nabi dan Rasul.
Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari pantas
menjadi seorang Wali Qutub yang agung itu bukan karena kedekatan beliau kepada
Allah, tapi juga tampak dalam semangat juang beliau yang luar biasa dalam menegagakan
kalimat Allah yang sedang di obrak abrik kaum kafiriin (penjajah), berjuang
dalam menegakkan ketidak adilan, berjuang mengangkat harkat dan martabat manusia
dan bangsa ini yang sedang di injak injak oleh penjajah. Beliau berjuang tidak
untuk agamanya sendiri (Islam) tapi beliau berjuang demi bangsa ini bangsa
Indonesia, makanya pantas jika beliu menjadi hadratus Syaikh wal qutub yang
agung.
perjuangan beliau didalam melawan penjajah memiliki
pengaruh yang demikian kuat, keberadaan Kyai Hasyim menjadi perhatian serius
penjajah. Baik Belanda maupun Jepang berusaha untuk merangkulnya. Di antaranya
ia pernah dianugerahi bintang jasa pada tahun 1937, tapi ditolaknya. Justru
Kyai Hasyim sempat membuat Belanda kelimpungan. Pertama, ia memfatwakan bahwa
perang melawan Belanda adalah jihad (perang suci). Belanda kemudian sangat
kerepotan, karena perlawanan gigih melawan penjajah muncul di mana-mana. Kedua,
Kyai Hasyim juga pernah mengharamkan naik haji memakai kapal Belanda. Fatwa
tersebut ditulis dalam bahasa Arab dan disiarkan oleh Kementerian Agama secara
luas. Keruan saja, Van der Plas (penguasa Belanda) menjadi bingung. Karena
banyak ummat Islam yang telah mendaftarkan diri kemudian mengurungkan niatnya.
Namun sempat juga Kyai Hasyim mencicipi penjara 3
bulan pada l942. Tidak jelas alasan Jepang menangkap Kyai Hasyim. Mungkin,
karena sikapnya tidak kooperatif dengan penjajah. Uniknya, saking khidmatnya
kepada gurunya, ada beberapa santri minta ikut dipenjarakan bersama Kyainya
itu. Masa awal perjuangan Kyai Hasyim di Tebuireng bersamaan dengan semakin
represifnya perlakuan penjajah Belanda terhadap rakyat Indonesia. Pasukan
Kompeni ini tidak segan-segan membunuh penduduk yang dianggap menentang
undang-undang penjajah. Pesantren Tebuireng, Jombang pun tak luput dari sasaran
represif Belanda.
Pada tahun 1913 M., intel Belanda mengirim seorang
pencuri untuk membuat keonaran di Tebuireng. Namun dia tertangkap dan dihajar
beramai-ramai oleh santri hingga tewas. Peristiwa ini dimanfaatkan oleh Belanda
untuk menangkap Kyai Hasyim dengan tuduhan pembunuhan. Dalam pemeriksaan, Kyai
Hasyim yang sangat piawai dengan hukum-hukum Belanda, mampu menepis semua
tuduhan tersebut dengan taktis. Akhirnya beliau dilepaskan dari jeratan hukum.
Belum puas dengan cara adu domba, Belanda kemudian
mengirimkan beberapa kompi pasukan untuk memporak-porandakan pesantren yang
baru berdiri 10-an tahun itu. Akibatnya, hampir seluruh bangunan pesantren
porak-poranda, dan kitab-kitab dihancurkan serta dibakar. Perlakuan represif
Belanda ini terus berlangsung hingga masa-masa revolusi fisik Tahun 1940an.
Pada bulan Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda
menyerah kepada Jepang di Kalijati, dekat Bandung, sehingga secara de facto dan
de jure, kekuasaan Indonesia berpindah tangan ke tentara Jepang. Pendudukan Dai
Nippon menandai datangnya masa baru bagi kalangan Islam. Berbeda dengan Belanda
yang represif kepada Islam, Jepang menggabungkan antara kebijakan represi dan
kooptasi, sebagai upaya untuk memperoleh dukungan para pemimpin Muslim.
Salah satu perlakuan represif Jepang adalah
penahanan terhadap Hadratus Syaikh beserta sejumlah putera dan kerabatnya. Ini
dilakukan karena Kyai Hasyim menolak melakukan seikerei. Yaitu kewajiban
berbaris dan membungkukkan badan ke arah Tokyo setiap pukul 07.00 pagi, sebagai
simbol penghormatan kepada Kaisar Hirohito dan ketaatan kepada Dewa Matahari
(Amaterasu Omikami). Aktivitas ini juga wajib dilakukan oleh seluruh warga di
wilayah pendudukan Jepang, setiap kali berpapasan atau melintas di depan
tentara Jepang.
Kyai Hasyim menolak aturan tersebut. Sebab hanya
Allah lah yang wajib disembah, bukan manusia. Akibatnya, Kyai Hasyim ditangkap
dan ditahan secara berpindah–pindah, mulai dari penjara Jombang, kemudian Mojokerto,
dan akhirnya ke penjara Bubutan, Surabaya. Karena kesetiaan dan keyakinan bahwa
Hadratus Syaikh berada di pihak yang benar, sejumlah santri Tebuireng minta
ikut ditahan. Selama dalam tahanan, Kyai Hasyim mengalami banyak penyiksaan
fisik sehingga salah satu jari tangannya menjadi patah tak dapat digerakkan.
Setelah penahanan Hadratus Syaikh, segenap kegiatan
belajar-mengajar di Pesantren Tebuireng, Jombang vakum total. Penahanan itu
juga mengakibatkan keluarga Hadratus Syaikh tercerai berai. Isteri Kyai Hasyim,
Nyai Masruroh, harus mengungsi ke Pesantren Denanyar, barat Kota Jombang.
Tanggal 18 Agustus 1942, setelah 4 bulan dipenjara,
Kyai Hasyim dibebaskan oleh Jepang karena banyaknya protes dari para Kyai dan
santri. Selain itu, pembebasan Kyai Hasyim juga berkat usaha dari KH Wahid
Hasyim dan KH Abdul Wahab Hasbullah dalam menghubungi pembesar-pembesar Jepang,
terutama Saikoo Sikikan di Jakarta.
Tanggal 22 Oktober 1945, ketika tentara NICA
(Netherland Indian Civil Administration) yang dibentuk oleh pemerintah Belanda
membonceng pasukan Sekutu yang dipimpin Inggris, berusaha melakukan agresi ke
tanah Jawa (Surabaya) dengan alasan mengurus tawanan Jepang, Kyai Hasyim
bersama para ulama menyerukan Resolusi Jihad melawan pasukan gabungan NICA dan
Inggris tersebut. Resolusi Jihad ditandatangani di kantor NU Bubutan, Surabaya.
Akibatnya, meletuslah perang rakyat semesta dalam pertempuran 10 November 1945
yang bersejarah itu. Umat Islam yang mendengar Resolusi Jihad itu keluar dari
kampung-kampung dengan membawa senjata apa adanya untuk melawan pasukan
gabungan NICA dan Inggris. Peristiwa 10 Nopember kemudian diperingati sebagai
Hari Pahlawan Nasional.
Pada tanggal 7 Nopember 1945—tiga hari sebelum
meletusnya perang 10 Nopember 1945 di Surabaya—umat Islam membentuk partai
politik bernama Majelis Syuro Muslim Indonesia (Masyumi). Pembentukan Masyumi
merupakan salah satu langkah konsolidasi umat Islam dari berbagai faham. Kyai
Hasyim diangkat sebagai Ro’is ‘Am (Ketua Umum) pertama periode tahun 1945-1947.
Selama masa perjuangan mengusir penjajah, Kyai
Hasyim dikenal sebagai penganjur, penasehat, sekaligus jenderal dalam gerakan
laskar-laskar perjuangan seperti GPII, Hizbullah, Sabilillah, dan gerakan
Mujahidin. Bahkan Jenderal Soedirman dan Bung Tomo senantiasa meminta petunjuk
kepada Kyai Hasyim.
PENUTUP
“Aku ridho padamu wahai Hasyim, Kudoakan dengan
pengabdianmu dan ketulusanmu, derajatmu ditinggikan. Engkau akan menjadi orang
besar, tokoh panutan, dan semua orang cinta padamu”.
Demikianlah
doa yang keluar dari Syaikh Kholil Bangkalan-Madura beliau adalah seorang Wali
Qutub yang utama, beliau adalah guru tapi juga murid dari Hadratus Syaikh Muhammad
Hasyim Asyari. Seseorang yang dalam
kedudukan wali apalagi berkedudukan sebagai wali Qutub pastilah dia tidak
sembarangan di dalam mencari guru pastinya gurunya adalah seorang yang memiliki
derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.
Ya Allah, ampunilah mereka berdua, kasihilah
mereka, maafkanlah mereka, muliakanlah tempat mereka, luaskanlah tempat masuk mereka,
mandikanlah mereka dengan air, salju dan embun. Sucikanlah mereka dari segala
kesalahan sebagaimana pakaian disucikan dari najis. Gantikan untuk mereka
berdua rumah yang lebih baik dari rumahnya, gantikan untuknya keluarga yang
lebih baik dari keluarganya, gantikan untuknya isteri (pasangan) yang lebih
baik dari pasangannya. Masukkanlah mereka berdua ke dalam surga dan lindungilah
mereka dari azab kubur dan azab neraka.
No comments:
Post a Comment